Momen Idul Fitri selalu menghidupkan kembali arti
pentingnya kata silaturahim, silaturahmi, anjang sana, sambang-sinambang, atau
unjung-unjung. Ungkapan romantik Bang Rhoma “gunung
tinggi kan kudaki, lautan pun kuseberangi” menemui bukti kongkretnya pada
setiap musim lebaran tiba. Semua pemudik rela berjuang menembus kemacetan demi silaturahim
ke kampung halaman.
Silaturahim terbentuk dari kata shilah
ar rahim yang secara umum artinya menyambung hubungan kekerabatan. Ditinjau
dari sudut pandang apapun, silaturahim adalah perbuatan yang baik, bahkan
mulia. Secara agama, silaturahim itu anjuran Kanjeng Nabi. Barang siapa ingin diluaskan rezekinya dan diundur ajalnya, hendaklah
dia bersilaturahim.
Secara budaya sistem sambang-sinambang diselenggarakan agar ikatan kekerabatan tidak
sampai putus, agar tidak “kepaten obor”,
agar tidak sampai keliru mengambil menantu yang ternyata masih muhrim sendiri. Secara
sosiologi anjang sana dapat memperkokoh kohesifitas
masyarakat.
Secara sosial silaturahim adalah perwujudan dari kearifan
lokal. Secara politik dapat berarti menjalin lobi dan memperkuat basis massa.
Bagi aktivis multi level marketing, kunjung-mengunjungi berarti membangun
jejaring sehingga dapat menambah down
line/anggota, dan itu adalah sumber passive
income potensial.
Sedang bagi rakyat biasa seperti saya, silaturahim tetaplah
perlu. Kalau punya banyak kerabat, di saat butuh uang, saya jadi gampang cari
utangan tanpa bunga, prei agunan BPKB atau sertifikat tanah. Kalau kemudian
terpaksa ngemplang, kecil kemungkinan bakal diperkarakan (he he he... kelakuan
lawas).
Silaturahim sebenarnya bisa dengan gampang dilakukan
lewat telepon, SMS, maupun medsos. Bila pingin lihat ekspresi wajah secara
langsung bisa pakai aplikasi skype. Tetapi
mengapa orang-orang masih mau berjejalan di angkutan umum dan terlantar di
terminal untuk mudik? Inilah bukti bahwa
persentuhan fisik, perjumpaan tatap muka, face to
face, tetap tidak tergantian oleh
teknologi.
Paradoks teknologi tengah terjadi. Semakin canggih
teknologi komunikasi justru problem sosial budaya politik kita kebanyakan
terletak pada masalah komunikasi. Dunia maya telah mendekatkan semua yang jauh tetapi
sekaligus menjauhkan yang dekat.
Oleh karena itu, kita jadi merindukan kembali
sentuhan manual yang dulu sangat intens terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Ingin mengulang lagi hangatnya bercengkerama di beranda sambil ditemani kopi
dan singkong rebus. Kiranya mudik adalah obat bagi jiwa orang kota yang teralienasi.
Dan silaturahim menjadi oase bagi manusia yang rindu bertemu sesama manusia
lain.
Tebar
Kebaikan
Ustad Drs H. Imam Fakhruddin (Surabaya), dalam
khobah Idul Fitri di masjid perumahanku kemarin, memberi perspektif yang bagus
tentang silaturahim. Diuraikannya, Allah itu maha rahim. Dititipkan rasa rahim
itu pada orang tua kita sehingga tumbuh rasa persaudaraan di antara anggota
keluarga. Dititipkan rasa rahim ke seluruh hati manusia sehingga timbul rasa
saling mengasihi terhadap sesama insan.
“Silaturahim itu tidak terbatas pada pertemuan antarsanak
famili. Silaturahim meliputi semua sikap dan perbuatan baik yang membawa manfaat
bagi orang lain. Dengan menebar kebaikan berarti kita menjalankan bersilaturahim,”
ujarnya.
Sungguh silaturahim itu dapat memperpanjang umur.
Jika seseorang semasa hidupnya banyak melakukan kebaikan dan kemanfaatan bagi
masyarakat, maka akan panjanglah umurnya. Sahabat Nabi, para ulama besar, dan
pahlawan telah mengabdikan segenap hidupnya dengan berbuat kebajikan dan
memperjuangkan kebenaran.
Maka, meski mereka telah wafat, hingga kini seolah
tetap hidup. Senantiasa dikenang jasanya
dan diteladani perbuatannya. Rupanya Tuhan berkenan memanjangkan usia, bahkan
mengabadikannya, jauh melampaui usia fisik mereka.
Semoga tulisan-tulisan sederhana yang rutin saya
unggah selama ini juga membawa manfaat bagi pembaca, sehingga memiliki nilai
silaturahim, seperti yang dimaksud Ustad Fakhruddin.(*)
adrionomatabaru.blogspot.com
Ilustrasi: masfikr.com dan bintang.com
Selamat silaturahim: Ibu Eny Kusumawati, Faisal
Falakki, Agus Fathoni, iksan Sudiono, Sukemi, Thonthowi, Kevin, Agus twg..
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon