SEMOGA PUNCAK


Puasa berakhir,  Idul Fitri datang. Apakah ini puncak atau ujung dari sebuah proses mengasah diri selama sebulan penuh? Jawabnya: Tergantung.
Bila bulan suci dimaknai sebagai proses pendakian, maka  akhir Ramadhan adalah puncak kulminasi dari pelaksanaan ujian menahan diri. Sedang bila bulan suci dipandang sebagai proses perjalanan yang datar, maka akhir Ramadan adalah ujung dari menjalankan kewajiban menjalankan syariat puasa.
Orang-orang alim dan saleh menangisi kepergian bulan penuh rahmad dan ampunan itu. Mereka berharap Ramadhan diperpanjang, supaya dapat menambah ibadah. Sementara sebagian besar dari kita (setidaknya saya)  tersenyum lega karena Lebaran telah tiba.
Bagi kita sebulan terasa sudah amat cukup untuk tidak menenggak es degan, mengisap rokok, maupun berkumpul dengan pasangan di siang hari. Karena itu, melakoni puasa Syawal masih terasa berat, lantaran di meja masih terhindang setumpuk makanan lezat, dan kita masih harus halal bi halal dengan handai taulan.
Portal di mulut-mulut gang sudah dikunci sejak sepekan lalu. Pemudik telah pula sampai kampung halaman dengan riang gembira. Zakat sudah dibayarkan. AlQur’an sudah dikhatamkan dan kitab suci itu kembali dimasukkan di lemari buku. Petasan kembang api meramaikan malam. Gema takbir bersahutan. Status maaf-maafan membanjir di medsos.
Puasa telah berakhir dan Idul Fitri datang. Ini sebuah klimaks atau justru antiklimaks? Jawabnya: Tergantung. Yang pasti, jamaah shalat Subuh telah surut kembali. Kegairahan tinggi yang terekspresi pada hari-hari kemarin seolah telah menemukan ujungnya. Lalu kita masuki gerbang Syawal sebagai bulan biasa, padahal kata syawal itu artinya peningkatan.
Ya Allah, dalam balutan busana indah lebaran, namun dengan mutu ibadah yang masih saja compang-camping, kami tetap berharap agar Engkau menerima puasa ini. Masih berharap mendapatkan kebahagiaan sebagaimana yang disabdakan Kanjeng Nabi, bahwa orang berpuasa memperoleh dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa Tuhannya (dengan pahala puasanya).
Semoga kita semua tergolong orang yang kembali fitrah dan berhasil dalam latihan menahan diri di hari Fitri ini. Minal ‘aidin wal Faidzin.

Kami sekeluarga mengucapkan SELAMAT BERHARI RAYA IDUL FITRI 1438 H.
Mohon maaf lahir dan batin atas segala salah dan khilaf.(*)

adrionomatabaru.blogspot.com
foto: daily SMS Collection


  


Previous
Next Post »