TANGAN ATAS, TANGAN BAWAH



SEBUAH intepretasi dapat menunjukkan kedalaman akal budi.  Ambil misal intepretasi tentang  peribahasa “tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah.”  Kebanyakan ungkapan itu diartikan sebagai keutamaan bersedekah.  Orang yang memberi  derajatnya lebih mulia daripada orang yang menerima. Pesan moralnya tentu:  jadilah orang yang senang berbagi dan menolong sesama.

Prof. Mohammad Nuh, DEA, Mendikbud di era SBY, punya penafsiran yang lebih mendalam tentang kalimat mulia yang bersumber dari hadist itu.
“Dalam ungkapan itu, orang yang memberi tangannya selalu berada di atas. Maka dari itu kita bisa mengubah cara memberinya,” ujarnya, di rumahnya di kawasan Rungkut Asri yang asri, suatu hari.
“Caranya?”
“Si pemberi meletakkan barang yang akan diserahkan itu di atas telapak  tangannya sendiri. Lalu si penerima diminta untuk mengambil pemberian itu dari telapak tangan si pemberi. Dengan cara  itu, mereka yang menerima posisi tangannya berada di atas. Dia akan lebih mulia, dan memang wajib dimuliakan.”

Sikap seperti ini jelas menghasilkan makna simbolis maupun efek yang berbeda.  Saat menjadi Menteri, memuliakan “tangan yang di bawah” ini diwujudkan oleh Pak Nuh dalam beberapa kebijakan afirmatif, antara lain  berupa pemberian bantuan pendidikan BIDIKMISI.

Lulusan SMA/SMK/MA yang pandai dan berasal dari keluarga kurang mampu, tidak boleh antre atau mengemis-ngemis untuk masuk ke peguruan tinggi  tinggi. Justru sebaiknya mereka harus dijemput, disiapkan biaya kuliah sekaligus biaya hidup selama menjadi mahasiswa, dengan BIDIKMISi maupun  dengan skema beasiswa lainnya.

Mereka tentu akan sangat bahagia dan marwahnya terjaga, ketika diperhatikan dengan cara jemput bola. “Saat kita membahagiakan saudara-saudara kita yang selama ini belum bahagia, saat itu pula kita ‘membayar hutang’ kepada mereka. Mereka yang juga turut dalam membesarkan bangsa dan negara ini,” kata Pak Nuh.
SELAMAT HARI PENDIDIKAN (*)

adrionomatabaru.blogspotcom
Keterangan foto: saya me”nginthili”  Pak Nuh yang meninjau pembangunan gedung RS Islam Surabaya.
Previous
Next Post »