BELAJAR ILMU ‘NGINTIR’


HIDUP ITU seperti rafting. Semua manusia menjalani “ngintir” di sepanjang sungai kehidupan. Kadang mengalir lurus tenang sehingga bisa bersantai sambil menikmati hijaunya rumpun bambu dan daun-daun pakis di tebing. Bila arus lamban kita perlu aktif mendayung agar laju perahu karet bisa ditingkatkan.

Tetapi ada pula saat belok kiri dan kanan tak terduga sehingga perlu kewaspadaan penuh. Dan tentu sesekali ada “buum......!” Itu kode dari pemandu arung jeram, bahwa kita harus siap uji nyali: Di depan ada jeram yang wajib diarungi.

Rafting itu seolah menjalani miniatur kehidupan. Karena itu cukup relevan jika acara purnawiyata kelas 6  diisi dengan kegiatan rafting, seperti yang dilakukan SD Maarif Jogosari Pandaan, Pasuruan, Minggu kemarin. Sebanyak 145 siswa plus puluhan guru menjajal medan sungai brantas bersama Batu Rafting. Turun dari desa Temas Batu menyusuri kali sepanjang 12 km hingga berakhir di dusun Ngukir Junrejo.

Agaknya siswa perlu dikenalkan dengan sebuah tantangan (tentu yang terukur dan aman) agar bisa bertumbuhkembang dengan baik dan terlatih mental maupun skillnya dalam menghadapi situasi yang berubah-ubah dan dadakan yang tidak selalu menyenangkan.

Ada tebersit rasa takut sebelum nyemplung air. Tetapi keberanian anak musti dipupuk. Adrenalin, sesekali, perlu dipompa. Terbukti para siswa bisa tertawa lepas manakala rintangan bum telah terlewati. Ada panik sesaat bila tiba-tiba perahu karet menghantam batu dan penumpangnya terguncang-guncang, atau numplek ke air. Ada yang menangis memang, sebuah ekspresi yang manusiawi. Tetapi inilah bagian dari ilmu ngintir itu, mencoba menjalani simulasi guncangan hidup, yang tentu telah dipersiapkan sisi safetynya.

Yeah....dayung maju... dayung mundur...! Hidup seperti olahraga arung jeram. Nikmati saja campur aduk sensasinya. Rasakan ledakan tawa, airmata, ngeri, teriak, gigil dingin, ketelan air, lecet kecil, hingga rasa sok jago sembari pipis di celana.
 
Bravo buat siswa Klas VI Makkah, Madinah, dan Arafah, kalian tunas-tunas bangsa pemberani. Punya daya ketahanmalangan (survival) yang tangguh. Semoga kelak menjadi siap menghadapi “rafting” kehidupan nyata dengan tikungan dan jeram yang tentu lebih curam dan tak terduga-duga.

Beruntung kalian studi di sekolah inovatif itu. Sebuah sekolah yang selalu mengemas acara dengan keren dan adventures. Tidak lagi mengikuti “mainstream” tradisi perpisahaan sekolah lazimnya: bolak-balik rekreasi ke Yogya atau Bali. 

adrionomatabaru.blogspot.com
Jempol buat para cikgu dedikatif: Miftachul ulum, Khusnaini, Ardiyana Farry, Lia Kusuma Wardani, Nasikin Imut, Bunda Rossa, Heni, aminuddin dkk. Colek: andriyaniarifah, indra wati.





Previous
Next Post »