BERKHAYAL JADI PEJABAT BELANDA

 

Betapa nyaman kolonial Belanda itu mereguk kekayaan keindahan Nusantara. Di tahun 1927, di saat kita belum ada, mereka sudah merasakan nyamannya tinggal di rumah besar di antara rimbunan perkebunan kopi di Dusun Jampit, Desa Kalisat, Kec. Sempol, Kab. Bondowoso, Jatim. 

Mereka menikmati panorama Gunung Ijen, menyaksikan kemilau embun tertimpa surya di pohon cemara, sambil menyeruput kopi arabika hangat. Dilayani pribumi, pemilik sah bumi pertiwi, yang justru dengan takzim memanggilnya dengan sebutan “Ndoro tuan.” 

Kini gedung tinggalan di ketinggian 1.500 mdpl itu masih ada. Diberi nama Guest House 1927 Jampit dan oleh PTPN XII disewakan untuk umum. Kami rombongan dari DPP Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Jatim berkesempatan menginap dan mengadakan gathering bersama Korda Banyuwangi-Situbondo-Bondowoso, 4-5 Juni kemarin. Di sela pertemuan bolehlah kita membayangkan diri seolah menjadi pejabat VOC yang berkuasa atas ratusan hektare perkebunan kopi. 

Rumah tamu ini bergaya Belanda. Dengan dinding batu di lantai satu dan belahan kayu di lantai dua. Terdapat empat kamar tidur dan empat kamar mandi, semua di lantai bawah. Sedang lantai atas dimanfaatkan untuk ruang tamu dan keluarga. Di sini terdapat tempat perapian yang siap menghangatkan penghuninya. Cerobongnya menjulang ke atas, mengingatkan kita pada gambar rumah Eropa dalam hiasan sulam kain strimin. 

Dari balik jendela, pandangan kita akan menyapu hamparan taman bunga yang tertata. Di kejauhan terlihat hijau pohon dengan latar belakang gunung. Pada dinding terpampang beberapa foto keluarga, mungkin Belanda pemiliknya. Pada bagian samping terdapat beranda memanjang, cocok untuk ngopi-ngopi di kala senja. 

“Bangunan ini sudah berumur 94 tahun. Semuanya asli, belum pernah direnovasi. Itu engselnya dan pintu-pintunya, kuno semua,” kata Mulyadi, mandor mengawas guest house ini.  Dikatakan, vila ini banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai tempat, dalam dan luar negeri. “Malah tahun 2017 kemarin, cucu atau cicit dari pemilik vila ini datang menginap di sini. Bernostalgia,” ujarnya. 

Sungguh senang dapat beristirahat di sini. Sayangnya untuk mencapai ke-TKP tidak begitu mudah. Harus melalui jalan berkelok di sela hutan pinus dan kebun kopi. Sebagian ruas jalannya bergeronjal rusak. Sayangnya lagi, tidak ada sama sekali info singkat sejarah rumah beserta nama penghuninya.  Bikin kepo.

 (adrionomatabaru.blogspot.com)

 




 

Previous
Next Post »