Aplikasi meeting
online seperti Zoom, Hangouts,
GoToMeeting, ezTalks Free, GoToWebinar, Join.me, TeamLink, atau Online Meeting ramai-ramai diunduh. Terjadi percepatan pembelajaran dan
pemanfaatan teknologi online. Sejumlah pihak yang sebetulnya belum begitu siap,
dipaksa oleh keadaan untuk mempraktikkannya. Dan terbukti tidak serumit yang
diduga. Tentu terjadi kegagapan sejenak, tapi secara bertahap akan familiar dengan
sendirinya.
Kamis kemarin penyelenggara program SMA/MA Double
Track (DT) Jawa Timur juga melakukannya. Kita tahu, program DT adalah memberi keterampilan
tambahan kepada siswa SMA/MA, terutama untuk sekolah di daerah di mana sebagian besar lulusannya tidak meneruskan kuliah.
Meeting daring ini pesertanya 90 kepala sekolah
SMA/MA pelaksana DT. Bergabung pula Dra. Ety Prawesti, M.Si, Kepala Bidang
Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Jatim beserta jajarannya. Dari unsur ITS terlihat hadir Dr. Hozairi yang bertindak
sebagai moderator dan anggota tim IT Fajar
Baskoro dan Arya Yudhi Wijaya.
Karena ini meeting
daring perdana maka suasana canggung terasa pada awalnya. Ya, karena belum
terbiasa. Ada beberapa peserta yang terlambat bergabung karena alasan teknisTerjadi
sambungan internet putus-nyambung. Satu
atau dua peserta terlihat masih gagap dengan berseru, “gambarku
ora muncul” atau peserta lain mengeluh, “swarane kok lirih banget.”
Terdengar saur
manuk arus pembicaraan karena banyak peserta ingin berbicara dalam waktu
yang bersamaan. Tapi itu hanya berlangsung beberapa sesaat sebelum akhirnya
dipandu oleh moderator dengan tertib. Selanjutnya suasana pertemuan berkembang hidup. Peserta
merasa seperti tengah bertemu dalam satu ruangan yang nyata, padahal semua itu
hanya virtual. Berbagai usulan dan masukan bermunculan. Curhat mewarnai perbincangan.
Joke-joke lucu juga terdengar, “Blangkon
Sampeyan apik, aku pesen yA.”
Cukup menarik mencermati gerakan dan ekspresi
masing-masing peserta FGD yang muncul secara bersamaan di layar laptop. Ada yang
berbusana formal, ada pula yang kasual, ada yang mengenakan masker.
Latar belakang tempat peserta berada, juga menarik
untuk dilihat. Ada yang online melalui lab. komputer sekolah, ada yang dari ruang
dinas, di ruang tamu rumah. Ada pula yang memilih outdoor sehingga terlihat hamparan sawah menghijau. Bahkan ada yang
sudah canggih, menampilkan background
virtual dengan gambar animasi indah yang terus berubah-ubah.
Tidak terasa diskusi telah berlangsung sekitar 1,5
jam. Satu hal yang terlihat pasti, betapa efektif dan efisiennya pertemuan daring
itu. Mempertemukan 90 orang kepala sekolah dari segala penjuru Jatim secara
fisik ke satu titik di Surabaya tentu butuh waktu, tenaga, dan biaya yang besar.
Melalui vicon seperti ini semua dapat terselenggara
dengan lebih mudah. Begitu pertemuan daring ditutup, seketika itu pula peserta
sudah berada di domisilinya masing-masing, sehingga dapat melanjutkan kegiatan
produktif lainnya.
(adrionomatabaru.blogspot.com)
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon