Kemarin petang saya pergi ke dokter, untuk konsul
hasil lab. kesehatan saya. Saat antre nomor, saya mencoba mengambil jarak
secukupnya, maunya mencoba mempraktikkan social
distancing, sebagaimana yang yang
gencar diimbaukan di mana-mana. Tapi apa yang terjadi?
Tahu-tahu dari belakang datang pasien lain
merangsek maju ke meja pendaftaran. Disusul beberapa orang lain ikut merubung
petugas. Semua minta didaftar lebih dulu. Ah,
yok opo seh wong-wong ini?
Tadi pagi isteriku belanja di maretmaret. Juga
mencoba menjaga jarak dengan meja kasir. Kasusnya sama, dirinya tahu-tahu disalib
beberapa orang yang seperti tidak peduli dengan keadaan. Pokoknya, minta
dilayani duluan, tak peduli harus berdempet-dempetan.
Kenapa orang bisa begitu tidak peduli, kendati sosialisasi bahaya Korona tak
henti-henti masuk handphonenya?
Kenyataan ini menyadarkan saya, ternyata tidak
gampang menjadi pengikut yang baik. Sungguh tidak mudah berperilaku rasional
meski kondisinya sedang tidak normal.
Boleh jadi selama ini kita memang tidak disiapkan menjadi pengikut yang
baik.
Saat sekolah atau berorganisasi kita pernah ikut LDK
(latihan dasar kepemimpinan), ikut diklat leadership
bersertifikat. Rupanya, semua hanya disiapkan menjadi pemimpin. Semua orang
mimpi jadi pemimpin, tapi enggan belajar menjadi pengikut yang baik.
Mungkin karena itu lantas kita jadi lupa bahwa
dalam kehidupan sosial, selain softskill ke-pemimpin-an ternyata juga
dibutuhkan keterampilan ke-pengikut-an. Sehebat apapun leader dia tidak akan efektif bila dikelilingi oleh follower
yang buruk. Seperti halnya leadership,
followership juga penting.
Followership
adalah kesediaan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Berposisi sebagai
pengikut butuh kesadaran diri. Juga kedewasaan. Dia seyogyanya berempati
bagaimana seandainya dirinya berada dalam posisi memimpin lalu instruksinya tidak
diikuti anak buah. Bersedia berada dalam satu koordinasi, mau memercayai
ilmuwan, menaati ulama, dan mengikuti imbauan pihak yang berwenang. Tentu saja pengikut yang baik tidak identik
dengan “yes man”. Dia tetap punya
pendirian, kritis, dan berani bilang “tidak” saat diperlukan.
Naga-naganya pemberantasan wabah korona di negeri
ini menjadi lebih berat gara-gara masih banyak orang yang bersikap semau gue seperti itu. Semoga saya
salah.
Memang tidak semua orang bisa melaksanakan imbauan social distancing karena tuntutan
ekonomi. Kondektur bus, pengemudi ojol, PKL, dan sektor-sektor informal lainnya
memang harus muter-muter di area publik dan berinteraksi dengan banyak orang.
Justru kepada mereka saya berdoa semoga Gusti Allah paring perlindungan.
Tetapi tidak semua orang dalam kondisi seperti itu,
bukan? Lihatlah kita masih menjumpai segerombol orang nongkrong di taman,
berkerumun ngobrol di warkop atau poskamling. Masih ada yang santai bermain
game online, atau bahkan sepertinya
sengaja pamer keberanian.
Saya jadi ingat nasihat Prof Moh. Nuh tentang peran
minimalis yang selayaknya bisa dilakukan oleh semua orang. Beliau bilang: “Nek gak iso ngrewangi, yo ojok ngrepoti.”
(kalau tidak bisa membantu, ya jangan merepotkan).
Kalau kita tidak bisa menjadi tenaga medis yang
berjibaku di garis depan melawan korona, kalau tak mampu jadi dermawan yang
menyumbangkan jutaan masker dan obat-obatan, ya kita lakukan saja apa yang bisa
dilakukan. Menjaga diri agar tetap sehat, tidak ngrepoti maupun merugikan orang
lain, itu sudah sangat-sangat membantu.
Dengan demikian kejadian di Solo itu tidak terulang
lagi. Sudah tahu terindikasi kena Covid 19 dan wajib karantina mandiri, seorang
wanita masih nekad pergi membantu kerabat yang punya hajat pernikahan. Jadinya
bikin repot banyak orang. Sekian TNI-Polri-Satpol PP didatangkan, sekian warga
harus diperiksa, dan 17 rumah tetangganya diisolasi. Duh. (*)
adrionomatabaru.blogspot.com
ilustrasi: whiteolive.org
Sign up here with your email
2 comments
Write commentsp
ReplyUntuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
Replydimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||
EmoticonEmoticon