REUNI KEMBAR SIAM


Persaudaraan tidak selalu terbentuk dari pertalian darah. Kesamaan nasib dan pengalaman dapat mengikat orang sehingga serasa bagai saudara. Demikian juga beberapa keluarga kembar siam ini. Mereka yang tinggal berjauhan sempat bersilaturahim di RSUD Dr. Soetomo, Jumat tadi pagi, demi menghadiri HUT ke-79 RSUD Dr. Soetomo sekaligus peluncuran buku berjudul “Kembar Siam Dr. Soetomo-FK Unair Surabaya.”

Mereka layaknya reuni saja. Begitu bertemu dan saling bersalaman segera terpancar kebahagiaan. Mereka berbincang dan foto bersama. Ada keluarga Abdul Rochman- Abdul Rochim (lahir 2009), kembar siam fenomenal asal Mojowarno Jombang, yang dulu sempat menghiasi media berbulan-bulan lamanya. Kini keduanya sudah kelas 3 SD. “Wah, sekarang sudah besar,ya,” kata Bu Nani Soekarwo. Sementara Pak Gubernur Soekarwo mengelus-elus kepala kedua anak itu dengan lembut.

Hadir Janeeta, kembar siam asal Pandaan, Kab. Pasuruan, kelahiran 8 September 2008. Juga Desti, kembar siam dari Probolinggo. Mereka hadir bersama bapak ibunya, kakak adiknya, juga bersama suster yan dulu membantu persalinan, bahkan Direktur RSUD Probolinggo, Dokter Eva, berkenan mengantar sendiri Desti ke Surabaya.

Anis Mulyo, ayah Rochman-Rochmin, mengabarkan, keberadaan dua anaknya kini tumbuh bagus, padahal dulu mereka adalah bayi kembar dempet pinggul-pantat. “Alhamdulillah mereka sehat,” katanya. Ada keluhan? “Ya ada kadang-kadang, pada salah satu anak saya, karena dia kan pakai karteter,” katanya.

Janeeta tampak membolak-balik buku Kembar Siam, lalu mengamati potret ketika menjelang operasi pemisahan dan ketika digendong direktur rumah sakit. Dia tertawa lalu menunjukkan gambar itu ke ibunya sambil berbisik-bisik, entah mengatakan apa.

Rochman dan Rochim juga demikian mereka mencermati lembar demi lembar buku yang berkisah tentang puluhan kembar siam yang ditangani RSUD Dr Soetomo-FK Unair itu. Sementara balita Desti (2016) masih nyaman berada di gendongan ibunya.

Menyaksikan semua keakraban di selasar rumah sakit itu saya turut merasakan kebahagiaan  mereka. Kegembiraan itu makin sempurna lantaran saya, bersama Sefya,  di bawah koordinasi dr Agus Harianto, SpA (K), turut menjadi anggota tim penulis buku kembar siam yang mencatat dan mendokumentasikan kisah nyata mereka yang menjalani operasi pemisahan kembar siam di RSUD Dr. Soetomo.

Betapa kecanggihan teknologi kesehatan dapat turut membantu meningkatkan kualitas hidup anak manusia. Saya tidak bisa membayangkan, bagamaimana jadinya bila si kembar yang sudah sebesar itu masih menjalani hidup dengan badan yang berdempetan.

Selamat ultah RSUD Dr. Soetomo. (adrionomatabaru.blogspot.com)



Previous
Next Post »