‘GHIRAH’ SAMAN



Penari Saman tengah beraksi di sebuah panggung pertunjukan di Surabaya. Tepuk tangan penonton bergema setiap para penari itu usai memamerkan serangkaian gerakan yang variatif dan rancak. Tarian itu diiringi rebana dan lantunan lagu yang berisi syair-syair bermuatan dakwah.

Penyair senior D. Zawawi Imron yang sedang nonton di sebelah saya, tiba-tiba nyeletuk:
“Mas Adri, tahu ndak arti yang terkandung dalam tari Saman itu?”
Saya menggeleng sambil tersenyum, “Belum tahu, Pak. Saya awam soal tari.”

“Lihat gerakan itu,” kata beliau sembari menunjuk ke arah panggung.

Di sana deretan penari yang duduk bersimpuh tengah menampilkan gerakan atraktif secara bergantian. Pemain nomor urut ganjil bergerak merunduk  ke bawah, sebaliknya pemain nomor urut genap bergerak mengangkat badan dan tangannya ke atas.

Setelah itu mereka bertukar gerakan. Pemain ganjil bergerak ke atas dan pemain genap menunduk ke bawah. Gerakan itu masih dikombinasi dengan badan memutar ke kanan ke kiri disertai gerakan tangan yang saling menyentuh antarpemain. Sungguh sebuah tarian yang membutuhkan kekompakan ekstra. Gerakan mereka semakin lama semakin cepat hingga menimbulkan decak kagum dan tepuk menggemuruh.

“Gerakan itu mewakili peribahasa: mati satu tumbuh seribu, patah tumbuh hilang berganti,” ujar penyair celurit emas itu.

Lalu dijelaskan, itulah lambang perjuangan yang dilakukan umat Islam, orang-orang muslim Gayo Aceh. Bila ada satu orang mati sahid maka akan lahir satu orang baru yang siap berjuang menggantikannya. Begitulah, bila yang wafat banyak maka yang bakal bangkit juga banyak.

Kematian dan kehidupan datang silih berganti dan saling menggantikan. Tari Saman menggambarkan dengan indah betapa hidup dan mati bergerak berputar seperti roda pedati.
 
“Bila perputaran itu sudah sedemikian cepat, maka sesungguhnya tidak ada lagi hidup dan tidak ada lagi mati. Yang ada adalah energi. Yang tinggal adalah kekekalan energi. Dan itulah yang dinamakan ghirah Islam,” kata penyair kelahiran Batang-Batang, Sumenep itu.

Wow, betapa dalam makna yang terkandung dari seni peninggalan leluhur kita.

adrionomatabaru.blogspot.com
Foto: pakta9.com

Previous
Next Post »