Entah kebetulan atau tidak, memasuki tahun ayam
api, orang-orang berperangai ayam, utamanya ayam jantan, makin mendominasi
kehidupan sehari-hari. Ayam jago yang suka kluruk, berkokok saban hari memenuhi
ruang publik, media masa, dan dunia maya. Gaduh dan berisik!
Watak jago memang suka unjuk diri sambil sedikit
menggangkat dada tanpa sadar dirinya jumawah. Gemar menarik perhatian dengan
memameran bulu indah dan taji yang dimiliki.
Oleh manusia jenis ini, semua hal dikomentari, dicerca, diamuk, dan dibantah,
karena di matanya semua salah kecuali pendapatnya sendiri yang benar.
Sang jago sungguh paham publikasi dan pencitraan
diri. Itulah sebabnya dia butuh kalangan, arena bersabung dan berkompetisi
hingga akhirnya dia mendapatkan panggung untuk meneriakkan kokok kemenangan: “kukuruyuuk…….. ini lho aku!”
Ayam jago seolah mewakili pribadi yang ekstrovert.
Jenis kepribadian yang terbuka, pandai berkomunikasi, dan cepat menjalin relasi
hangat dengan semua orang. Ini jelas berbeda dengan karakter kucing yang suka
“malu-malu kucing” atau pribadi kura-kura yang sukanya mendekam di dalam
perahu.
Namun perangai heboh si ayam jago, sebenarnya bukan
salah dia sepenuhnya. Sistem nilai dan budaya modern agaknya memang lebih
berpihak kepada pribadi-pribadi jenis ekstrovert. Dunia kerja dan bisnis juga
lebih welcome kepada pribadi yang terbuka dan bergaya. Tim rekrutmen karyawan di bagian HRD
cenderung memilih calon karyawan yang tampil percaya diri dan pandai bicara,
meski itu tidak otomatis berarti pandai bekerja.
Guru di sekolah diam-diam juga mengidolakan siswa
jenis ekstrovert. Demikian juga orang tua kerap bernasihat,” jadi anak itu mbok ya jangan pemalu. Harus pandai
bergaul supaya hidupmu sukses!” Kemajuan teknologi informasi turut menguatkan
salah kaprah itu. Orang -orang dibikin gelisah manakala setengah jam saja tidak
berfoto selfie lalu mengunggah status umuk
di medsos. Menampilkan aneka pose dan
ekpresi diri hasil editan photoshop, dalam berbagai latar belakang lansekap yang
dirasa dapat mendongkrak citra diri.
Padahal tidak semua orang berkepribadian ayam.
Tidak sedikit sosok yang berwatak seperti kura-kura. Ujung kepalanya nongol
sebentar di kala sepi. Begitu ada kelebat bayang orang lewat, segera surut
sembunyi di tempurung zona nyamannya. Di
balai pertemuan dia memilih duduk di bangku deretan paling belakang, dengan
bersembunyi di balik prinsip bijak “jangan suka menonjolkan diri”. Di ruang
rapat mereka lebih berperan sebagai penggenap kuorum semata.
Tetapi apa salahnya menjadi kucing atau kura-kura
pemalu? Masalahnya adalah dunia modern sudah kadung memberi cap orang ekstrovert
sebagai sosok normal, bahkan bernilai plus. Sementara berkepribadian introvert
dianggap sebagai sebuah kekurangan. Padahal apapun jenis kepribadian,
semestinya diterima keberadaannya, sebab semua pasti memiliki sisi kelebihan
dan keunikan masing-masing.
Sosok introvert yang tertutup juga merupakan SDM
potensial, meski kurang diminati pasar kerja yang memang gaduh dan dinamis. Pribadi kura-kura juga mampu bekerja
profesional meski mungkin kurang bagus dalam cara bergaul dan rada kikuk
berkomunikasi. Dia suka menyendiri dan lemah soft skill sosialnya sehingga membuat para pembajak SDM kurang meminati.
Namun dalam dunia kreatif, karya mereka kadang bisa
muncul mengejutkan masyarakat dan sanggup membungkam mulut pengamat yang cerewet.
Dalam sunyi, si kura-kura bekerja tekun dengan
caranya dan passionnya sendiri. Agaknya
mereka juga tidak terlalu butuh tepuk tangan, pesta perayaan, maupun ekspose
media.
Jangan lupa, sebagian sejarah dunia ini ternyata,
oh ternyata, juga diukir oleh orang-orang berkepribadian introvert. Contohnya: Albert
Einstein, Mahatma Gandhi, Abraham Lincoln, Bill Gates, Barrack Obama, Vladimir Putin,
atau J.K. Rowling sang penulis Harry Potter.
Oleh karena itu ada baiknya kita belajar dari ilmu air. Air beriak tanda tak dalam. Riak-riak, kecipak, dan
dinamika air memang hanya terjadi di permukaan air. Sedangkan arah arus,
pusaran, serta daya lajunya sepenuhnya ditentukan oleh kekuatan air yang berada
di bagian bawah sungai atau laut.
Dan, entah disengaja atau tidak, tahun shio dalam
kalender Cina ternyata juga tidak mengakomodasi binatang kura-kura sebagai
salah satu shio dari 12 jenis shio mereka. Yang ada malah tikus dan kelinci.
Padahal dua fauna ini sudah telanjur dikenal sebagai ikon manusia yang doyan
korupsi dan playboy. adrionomatabaru.blogspot.com.
sumber ilustrasi: antroshiopedia.com dan
clipartbest.com
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon