SEKOLAH-BUKU-KEHIDUPAN

 

 

Dari fesbuk Prof. Tengsoe Tjahjono saya membaca status yang berkilau, bunyinya:

Hal yang tak diajarkan di sekolah biasanya ditemukan di buku.

Hal yang tak ditemukan di buku biasanya akan didapatkan di kehidupan.

Saya terpikat dengan rangkaian ungkapan itu. Tak urung, pikiran saja jadi terusik untuk mengulik contoh konkretnya. Lalu saya mencoba menuangkan semampunya dalam catatan ringan berikut ini. 

Dulu waktu SD, kuingat saya pernah diajar tentang tanaman monokotil dan dikotil. Juga praktik menggambar akar tunggang dan akar serabut di buku catatan IPA. 

Lalu dari gemar membaca buku saya mendapatkan pengetahuan bahwa ada bebagai jenis tanaman yang kokoh dan mudah tumbang. Membaca tentang kedahsyatan badai yang memorakporandakan pepohonan. Semakin tinggi sebuah pohon semakin keras angin menerpa. 

Kini dari kehidupan saya mendapatkan pemahaman bahwa tanaman yang dapat bertahan dari terjangan angin kencang adalah jenis tanaman yang berpohon lentur dan memiliki akar kokoh. Dengan demikian, manusia yang luwes beradaptasi dan memiliki pribadi kuat bakal lebih sanggup menghadapi kesulitan hidup. 

Di sekolah saya juga belajar agama secara normatif dan belajar budi pekerti secara hitam-putih. Buku referensi memberiku aneka makna moralitas dari berbagai aliran pemikiran. Namun dari kehidupan saya mendapatkan pemahaman bahwa ternyata di dalam keburukan selalu mengandung setitik kebaikan. Demikian pula sebaliknya, di dalam kebaikan juga tersimpan potensi keburukan.  

Bukankah di dalam dunia hitam, kesetiakawanan para garong sangatlah tinggi? Bukankah kekhusukan seseorang juga berpotensi menjadikan dia congkak dan mudah terlena merasa paling suci?

Agaknya kebaikan dan keburukan bukan lawan kata yang keras berbenturan. Keduanya kerap berhadapan dalam kelenturan yang harmoni. 

Dari sekolah saya belajar sebuah tesa

Dari buku saya menemukan antitesa

Dari kehidupan saya mendapatkan sintesa

 

Dari sekolah saya belajar pengetahuan

Dari buku saya memperkaya wawasan

Dan dari kehidupan saya mendapatkan kedewasaan (*)

 

adrionomatabaru.blogspot.com

Ilustrasi: Dekstop Nexus

Previous
Next Post »