Reuni itu mirip kopi, keduanya bisa nagihi. Barangkali
di dalam reuni, juga kopi, sama-sama terdapat semacam zat adiktif, sehingga
kita cenderung pingin mengulangi.
Begitulah yang kami rasakan. Sudah enam tahun ini,
kami sesama alumni Pendidikan Bisnis Delapan Satu (Bisdesa) IKIP Negeri Malang (kini
UM) rutin ketemuan setahun sekali. Nah, tahun ini rindu itu menagih lagi.
Mungkin ini bukan rindu. Jangan-jangan semacam pelarian
atau katarsis, ketika kami sudah mulai ditinggalkan putra-putri untuk menjalani hidup baru atau ditinggal
pergi kos di luar kota untuk kuliah. Jadilah kami sepasang suami isteri yang rada
kesepian. Lalu ngumpul teman sebaya menjadi kegembiraan, minimal menjadi “balsem”
pelega rasa sementara.
Minggu siang kemarin, kami berkumpul di rumah Chung
Sulami, Blitar, mempersiapkan ritual tahunan itu. Rencananya reuni bakal
dilaksanakan 20-21 Januari mendatang di kawasan Pantai Perigi. Nah, sudah
kebayang serunya bersilaturahmi, rekreasi, sambil ketawa-ketiwi.
Saya jadi ingat “tauziyah copas” dari grup WA tadi
sore. Bunyinya: “Sering-seringlah kamu berkumpul dengan manula dan dengan
balita.” Saya setuju. Karena berkumpul dengan sesama usia senja dapat membuat
kita menjadi lebih bijak dan ingat akan ujung usia. Sedang berkumpul dengan balita,
membuat kita bisa merawat optimisme, daya imaji, dan memandang dunia dengan
mripat bening seorang bocah.(*)
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon