Bolot memiliki tetangga bernama Bolit. Meski
wajahnya sama sekali tidak mirip tapi keduanya memiliki kesamaan dalam satu hal:
sama-sama tunarungu. Suatu pagi Bolot melangkah dengan membawa peralatan
memancing yang lengkap. Di jalan dia berpapasan dengan Bolit. Bolit pun iseng menyapa.
Bolit : “Kamu
mau memancing ya?”
Bolot :
(menggeleng). “Enggak kok… saya cuma mau mancing.”
Bolit : “Oh
ya sudah, saya kira mau mancing.”
Bolot pun melanjutkan langkah ke timur sambil
ngedumel pelan: “Sudah tahu orang mau berangkat mancing kok dibilang mau cari
kucing.”
Bolit yang melangkah ke barat juga ngomel sendiri: “Saya
tahu dia pasti mau mancing. Kenapa sih masih berbohong dengan ngaku cari kucing?”
Didorong rasa jengkel akhirnya Bolit menoleh ke
belakang. Ternyata Bolot juga sedang menoleh kepadanya. Empat mata pun bertatapan.
Bolot : “Kenapa
lihat-lihat, kau kira aku maling ya?”
Bolit : “Nah…betulkan,
dari tadi saya sudah yakin kau pasti akan mancing.”
Bolot : “Enak
saja bila aku maling. Sembarangan.”
Bolit : “Manciing…kan?”
Bolot : “Yang maling…kau.!!”
Bolit : “Manciing ..pastiII”
Bolot : “Maling …!!”
Karena sama-sama emosi keduanya lantas berkelahi.
Untung muncul si Maya cantik yang datang melerai.
Maya : “Pak
Bolot, ada apa?”
Bolot : “Dia
tuh cari gara-gara. Saya dibilang maling.”
Maya : “Betul begitu Pak Bolit?”
Bolit : “Tidak,
saya cuma bilang dia mau mancing.”
Maya : “Ya
sudah, berarti ini cuma salah paham. Ayo salaman.”
Nah kan, di hadapan wanita cakep telinga budeg jadi
bolong semua haha….
Pesan moral dari cerita ini adalah: Jika kau hendak
memancing ikan, atau memancing masalah dan keributan, usahakan jangan sampai
ketemu orang yang bolot kupingnya dan bolot hatinya.
Runyam jadinya.hehehe….
(adrionomatabaru.blogspot.com)
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon