BELAJAR MEMAAFKAN

 


 

Budaya “memohon maaf lahir dan batin” yang marak diucapkan saat Idul Fitri memang bagus. Tetapi saya pikir, sudah saatnya diimbangi dengan menyosialisasikan ungkapan pendamping yaitu “memaafkan lahir dan batin”. 

Meski sama-sama perbuatan terpuji, antara meminta maaf dengan memberi maaf itu berbeda. Secara mental, memberi maaf jauh lebih berat ketimbang meminta maaf. Meminta maaf relatif lebih enteng kita lakukan karena kita berada dalam posisi salah. Wajar jika orang salah memohon maaf dan ampunan. 

Berbeda dengan pemberi maaf. Dia berada dalam posisi yang benar, sebagai pihak yang dibohongi atau dizalimi, sehingga dia punya hak untuk bilang “tiada maaf bagimu”. Dan itu manusiawi.
Tetapi, seperti halnya luka yang butuh waktu untuk sembuh, demikian juga kiranya dengan sakit hati dan rasa marah. Butuh proses untuk mereda, kemudian ada saatnya dia akan rela melepas beban, dengan cara memaafkannya. Memberi maaf butuh kedewasaan dan kerendahan hati.
 

Walhasil, kita perlu terus belajar untuk saling meminta maaf dan memberi maaf, meski semua itu mudah diomong tetapi tetap angel untuk dilaksanakan.  (*)

SETELAH MENULIS CATATAN KECIL TERSEBUT, ISENG SAYA COBA MEMINTA PENDAPAT CHAT GPT UNTUK SECOND OPINION. BERIKUT INI JAWABAN SUPERCEPAT DARI MESIN KECERDASAN BUATAN ITU. 

Saya: Hei, tolong jelaskan mengapa harus mohon maaf, bukan memberi maaf?

AI: Memohon maaf dan memberi maaf merupakan dua hal yang saling berkaitan dan sama-sama penting dalam menciptakan keharmonisan dalam hubungan. Namun, dalam konteks tradisi memohon maaf lahir batin, sebagian besar fokusnya adalah pada proses memohon maaf daripada memberi maaf. 

Hal ini karena tradisi ini dimaksudkan untuk mendorong seseorang untuk lebih introspektif dan mengakui kesalahan yang telah dilakukan selama setahun terakhir, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam proses memohon maaf, seseorang harus merenungkan tindakan dan perilaku mereka yang mungkin telah menyakiti atau merugikan orang lain, dan kemudian secara tulus meminta maaf dan memohon pengampunan dari mereka. 

Dalam hal ini, memohon maaf adalah tindakan yang menunjukkan rasa tanggung jawab dan kesediaan untuk memperbaiki diri. Tindakan ini juga menunjukkan kesediaan untuk mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan tersebut. Oleh karena itu, memohon maaf adalah langkah pertama yang penting dalam proses pemulihan hubungan yang rusak atau merusak. 

Sementara itu, memberi maaf juga merupakan tindakan penting dalam menciptakan keharmonisan dalam hubungan. Memberi maaf menunjukkan kesediaan untuk melepaskan dendam dan rasa sakit yang mungkin masih terasa akibat tindakan orang lain. Namun, dalam tradisi memohon maaf lahir batin, tindakan memberi maaf cenderung dianggap sebagai hasil dari proses memohon maaf. Dalam arti lain, setelah seseorang memohon maaf dan meminta pengampunan, orang yang dirugikan atau terluka dapat memberi maaf dengan mudah dan tulus.

------- xxxxxxx -----

Ah, AI (Artificial IntelIigence). Jawabanmu lumayan bagus lho, meski terkesan agak formal. Saya membayangkan, lama-lama kepandaianmu bakal terus meningkat, seiring dengan input yang makin banyak kamu dapatkan. Tapi jika kelak kamu kelewat cerdas dan merugikan, kayaknya saya akan sulit memaafkan dirimu. (adrionomatabaru.blogspot.com)

sumber gambar: CNN

Previous
Next Post »