JELANG “KENDURI” BESAR NU

 


Nahdlatul Ulama (NU) punya gawe gedhen. Puncak resepsi seabad NU bakal berlangsung mulai nanti malam, tepatnya hari Selasa pukul 00.00 WIB dini hari. Siang tadi saya mencoba berkeliling ingin melihat persiapan perhelatan besar itu. Sungguh partisipasi banyak pihak dalam mendukung acara ini patut diacungi jempol. Saya menyaksikan ini bukan sekadar perhelatan formal biasa, malah saya merasa seperti sebuah hajatan bersama. Acara kenduri besar para nadliyin bersama  berbagai elemen masyarakat. 

Sebagaimana hajat kenduri bersama, semua seolah merasa perlu berkontribusi sesuai peran, kapasitas, dan kadar kemampuannya. Sifat keguyuban di warga NU memang demikian pekat. Pada ruang jalan di Pondok Pinang dan di beberapa titik lain, disiapkan dapur umum. 

Di kampung seputar lokasi juga disajikan nasi bungkus dan minuman gratis untuk para “hadir-in” (maksudnya orang yang hadir masuk) dan “hadir-out” (orang yang keluar dari lokasi acara). Ibu-ibu PKK di kampung saya juga sibuk memasak lalu mengirim nasi bungkus ke lokasi perhelatan. Warga nonmuslim Sidoarjo juga turut berbagi konsumsi gratis. 

Tidak ketinggalan PW Muhammadiyah Jatim juga berpartisipasi dengan siagakan sejumlah ambulans plus tenaga medisnya, termasuk sejumlah amal usahanya. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menyiapkan 3.000 bakso gratis. 

Posko Banser menyiapkan ojek, pijat, makan, kopi, dan chek-up. Semuanya gratis. Besok malam seusai pentas Slank berakhir, ribuan mahasiswa Universitas NU Surabaya, serempak akan turun sebagai pasukan “penyapu ranjau”, membersihkan sampah-sampah yang berserakan di seputar lokasi acara. Semboyannya: berawal dari bersih harus segera kembali bersih. 

Spanduk ucapan selamat terpampang di mana-mana. Mulai dari pimpinan cabang NU dari berbagai provinsi, dari parpol, hingga gereja setempat. Tak ketinggalan baliho politisi turut menyapa. Bendera hijau bergambar tali jagad berkibar-kibar meriah di sepanjang jalan. Menyambut ratusan ribu tamu, atau mungkin jutaan lebih,  yang sudah mulai berdatangan dari segala penjuru. 

Puluhan layar monitor elektronik raksasa beserta sound systemnya terpasang di pinggir-pinggir jalan utama. Dengan  demikian pengunjung di luar arena dapat turut menyaksikan siaran langsung dari panggung utama di dalam stadion GOR Sidoarjo. Selasa besok rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma’ruf Amin beserta ratusan ulama besar dari seluruh Indonesia dan dari mancanegara. 

Dukungan peralatan datang, berasal dari BPBD dan rumah sakit dari sejumlah daerah. Di sejumlah trotoar terpasang puluhan tempat berwudu. Banyak toilet portable berdiri di tempat-tempat strategis. Oh itu, ada juga mushola mini yang terbuat dari mobil, bantuan dari sebuah bank.

Menyaksikan semua keguyuban ini, sungguh sangat membanggakan hati.                                     Selamat satu abad NU! Tetaplah setia menjadi penjaga bangsa besar, yang bernama Indonesia.

(adrionomatabaru.blogspot.com)





Previous
Next Post »