MENYAPA KORBAN PINGGIRAN

 

Korban letusan Gunung Semeru Desember silam, bukan hanya pengungsi  yang rumah dan lahannya hancur dilanda lahar. Masih banyak pihak lain yang turut terdampak secara tidak langsung. Dan agaknya mereka kurang terperhatikan. Maka ada baiknya sumbangan dari  relawan juga menjangkau mereka demi untuk turut mengurangi beban kesulitannya. 

DPP INKINDO Jawa Timur bekerja sama dengan DPP INTAKINDO Jawa Timur dan jemaah Masjid Al Maghfirah Rungkut Asri Surabaya pada Minggu kemarin mengadakan baksos Ramadan ke Lumajang. Kali ini menyasar kelompok-kelompok  pinggiran yang perlu disantuni tersebut. 

Sebanyak 500 paket sembako dikirim ke lokasi. Tiga titik sasarannya adalah Desa Sumbermujur, Desa Sumberwuluh, dan Desa Sumberlangsep, Kecamatan Candipuro, Lumajang. 

Menurut Mimik, Koordinator Relawan Posko Peduli Semeru Ikatan Alumni FISIP Universitas Airlangga, sedikitnya  ada 275 orang petani penggarap yang kehilangan pekerjaan. Pasalnya hamparan lahan milik perhutani di Sumbermujur, yang selama puluhan tahun digarap warga, kini dipakai untuk tempat relokasi atau rumah hunian para korban letusan Semeru.   

“Orang sini menyebut petani penggarap itu dengan istilah pengomplang. Bukan pengemplang, lho. Sedang tanah yang digarap namanya komplangan. Sedikitnya ada 275 pengomplang yang terdampak. Kita perlu membantunya, sebab mereka kehilangan pekerjaan. Apalagi sekarang, setidaknya selama dua tahun ke depan, pengambilan pasir juga dilarang.  Jadi kalau ada penyumbang, kami sarankan sebagian paketnya diberikan kepada mereka,” katanya memberi masukan. 

Tukimin, salah satu pengomplang, mengatakan dirinya beserta warga lainnya bekerja membudayakan tanaman kopi, menanam kubis, jagung dan lainnya. Mereka mengerjakan lahan tersebut dengan kompensasi bersedia menjaga kelestarian tanaman hutan dan pohon cengkih. 

“Orang tua saja kerja di komplangan sudah 25 tahun. Lalu saya melanjutkan garapannya ibu saya. Sekarang tidak tahu mau kerja apa nanti,” katanya.

Bantuan INKINDO-INTAKINDO dan Masjid Al-Maghfirah juga diberikan kepada pengungsi yang tinggal di rumah hunian sementara (huntara) mandiri di Dusun Ponco Sumo, Desa Sumberwuluh. Di tempat ini ada 22 huntara yang dihuni 24 KK. 

Satu lagi yang perlu mendapat perhatian adalah warga Desa Sumberlangsep. Daerah ini sebenarnya aman dari terjangan erupsi, tetapi menjadi kawasan terisolasi karena jembatan yang menghubungkan desa mereka dengan daerah luar terputus. 

“Mereka sangat membutuhkan uluran tangan. Beberapa waktu lalu kami mengirim bantuan selimut. Kami sempat berjanji kepada mereka, kalau ada rezeki lagi akan di bawah kemari. Mereka tampak senang dan sangat berharap. Syukurlah hari ini benar-benar ada rezeki. Jadi saya sarankan sebagian paket untuk didrop ke Sumberlangsep,” katanya. 

Penyampaian bantuan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan INKINDO dan INTAKINDO Jatim sebelumnya berupa bantuan teknis pengukuran siteplan untuk lokasi tapak hunian relokasi korban letusan Semeru. (adrionomatabaru.blogspot.com)



 

 

Previous
Next Post »