OLEH-OLEH JUMATAN


Nabi Musa baru saja mendapatkan kemenangan besar.  Ular besar, yang merupakan penjelmaan dari tongkatnya, melahap ular-ular kecil ciptaan para penyihir andalan Raja Firaun. Tetapi gara-gara kejadian itu Raja Firaun semakin murka. Dia bersumpah menghabisi Musa.

Menghadapi kekuasaan Firaun yang sangat kuat, Musa yang berstatus Nabi tidak bersantai dengan mengandalkan dukungan Allah. Tidak berangan-angan nanti akan melemparkan tongkatnya lagi pasti Firaun beserta bala tentaranya dilahap ular.

Nabi Musa justru berikhtiar dengan cara yang manusiawi sekali. Berlari menjauh secepat-cepatnya bersama para pengikutnya.  Sampai akhirnya mereka terjepit di pantai, tak tahu harus bagaimana lagi menyelamatkan diri.

Ketika ikhtiar telah maksimal, ketika tidak tahu lagi solusi, baru  Nabi Musa berserah diri dengan berdoa memohon bantuan. Dan sejarah kemudian mencatat, mukjizat tongkat Musa yang dapat membelah laut Merah, dan menjadi sarana keselamatannya.

Jadi, sekelas Nabi Musa pun berikhtiar logis dan maksimal. Berlari menjauhi bahaya, baru kemudian berdoa dan bertawakal.
Bukanlah sikap ini layak  ditiru, di saat  kita tengah menghadapi bahaya Covid-19?

(Masjid Bluru Permai Sidoarjo)

Previous
Next Post »