SENANGKAN HATIMU



Hari-hari ini senangkanlah hatimu. Sebab, Kanjeng Nabi sudah dawuh,”sopo wonge sing atine seneng amarga ketekan wulan Ramadan, maka diharamkan baginya api neraka.” 

“Jadi sing penting pokoke atine seneng yo, Cak?”, sela seorang temanku si tukang slengekan,”masio gak poso, gak zakat, gak masalah to.” Hus, karepe dhewe ae.

Tapi “senang” dan “seneng” memang banyak ragamnya, banyak gradasi dan levelnya. Amati saja realitasnya. Memang banyak orang senang menjelang datangnya bulan puasa. Mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.

Bahkan Cik Meme dan Koh Han, yang nonmuslim, juga amat girang menyambut bulan suci kaum muslimin ini: Malkaban ya Lamadan! Wajar sekali, sebab inilah musim orang-orang pada belanja secara masif, penuh gairah, bahkan setengah kalap.

Anak-anak bergembira menyambut puasa karena mereka rindu menjalani shalat Tarawih yang panjang diselingi cekikikan, lantas malamnya bangun keliling kampung, memainkan musik patrol membangunkan orang untuk makan sahur. Yang ABG bungah hatinya karena bisa ngabuburit dan jalan-jalan usai Subuhan bersama pasangannya.

Lek Jum sudah sibuk kulakan busana anak-anak untuk digelar di alun-alun atau dikreditkan ke tetangga. Bude Muji sejak beberapa minggu terakhir sudah nyetok kue kering untuk mengantisipasi banjir pesanan. Cak Kus, pemilik rentan mobil, tertawa karena pada tanggal seputar lebaran sudah full booking. Anak kos bakal mengulang kreativitas rutinnya, menjadi para pencari takjil gratis.

Artis dan komedian ancang-ancang tampil sebulan penuh untuk pringisan, ngobrol perihal remeh temeh, di hadapan pemirsa yang sedang menunggu adzan Magrib maupun yang sambil menikmati  makan sahur. Ustad wangi bersuka ria menyusun aneka topik tema untuk tauziah normatif di layar kaca.

Sementara muslim yang lain tak kalah gembiranya. Mereka bertekad ngebut mengamalkan serangkaian ibadah wajib plus ibadah sunnah. Memperbanyak dzikir dan tadarrus mengingat Ramadhan adalah bulan istimewa penuh pahala berlipat ganda. Bahkan di dalamnya terdapat Lailatut Qadar yang lebih baik nilainya dari pada seribu bulan.

Yang lain lebih memilih bergembira dengan meningkatkan prestasi sosial melalui kegiatan nyata yang bermanfaat bagi sesama. Menghimpun dana lalu menyalurkan kepada pihak yang berhak melalui program bakti sosial dan gerakan kepedulian.

Sebagian lagi memilih bergembira dalam hening. Menjalani puasa sambil terus menekuri maknanya. Berpuasa seraya memperkuat pengendalian diri dan berupaya mematuhi “batas-batas” sebagaimana yang diajarkan dalam  aturan imsak.

Nah kan, betapa banyak jenis dan ragamnya rasa senang. Pendeknya, hari-hari ini senangkanlah hatimu. Terserah kesenangan jenis apa dan pada level mana yang Sampeyan pilih. Boleh juga memilih dari satu jenis kesenangan.

Tetapi saya pribadi bakal makin senang manakala Sampeyan mau memaafkan segala kesalahan, perilaku dan status di fesbuk dan blog saya yang melukai hati. Dengan demikian saya dapat melakoni syiam dengan suasana hati tenang dan nyaman.

Selamat menyongsong Ramadhan. (adrionomatabaru.blogspot.com)

Sumber gambar: wahdah.or.id


Previous
Next Post »