KOMPOR-MENGOMPORI

 


Meski orang bisa berkomunikasi dengan gampang via online, sebagai makhluk sosial, toh tetap butuh srawung secara fisik. Dan komunitas adalah salah satu wadahnya. Berinteraksi dengan sesama rekan sehobi dan senasib memang asyik, karena nyambung. Bisa saling sharing pengalaman, take and give, dan satu lagi: saling kompor-mengompori. 

Komunitas wartawan senior, pensiunan awak media, salah satu buktinya. Di bawah bendera Warumas (wartawan usia emas alias sampun sepuh), para anggota sering kopi darat. Sang Ketua Warumas, Mas Kris Maryono, disebut-sebut paling berjasa dalam soal kompor-mengompori ini. Bukan sekadar motivator secara lisan, tapi langsung action. Menggalang bikin buku antologi, mengajak terbitkan karya solo maupun keroyokan. 

Mas Imung dan Mas Sas merupakan salah dua, dari warga Warumas yang tersulut gara-gara terus dipanas-panasi. Hasilnya luar biasa. Keduanya meluncurkan buku-buku baru, Rabu (17/12) siang. Bertempat di Quds Royal Hotel, Jl. Sultan Iskandar Muda 85, kawasan bunderan Ampel, dengan GM keren Mas RM Pungky Kusuma. 

Mas Imung, mantan redaktur seni Surabaya Post dan Direktur Arek TV, meluncurkan  kumpulan cerpen jurnalistik bertajuk “Runtah,” sedang Lek Sas, wartawan  Jayabaya dan SCTV,  menerbitkan kumpulan cerpen dan cerkak (cerita cekak bahasa Jawa) nganggo irah-irahanWali Katon.” Padahal Agustus-September kemarin keduanya sudah melahirkan  kumpulan puisi “Tuhan, Plis Deh!” dan “Wong Katrok Merambah Media.”

Sampeyan-sampeyan cen ruarr… biasa. 

Saya sudah menuliskan resensinya pada postingan-postingan fesbukku terdahulu. Jadi kali ini saya hanya mengucapkan selamat atas terbitnya karya barunya. 

Saya jadi teringat ucapan Prof. Budi Dharma (alm), mengenai kriteria karya tulis berkualitas. Novelis senior tersebut mengatakan bahwa novel (bisa dibaca: karya tulis) yang baik adalah novel yang membuat orang tergerak untuk ikut-ikutan meniru menulis karya yang sama. 

Saya sepakat dengan pendapat guru besar Unesa itu. Dua karya yang dilauching siang tadi memang baik (kebetulan saya yang dipasrahi  jadi editor Runtah dan sudah baca Wali Katon). Bukti konkretnya saya jadi terkompori, melu murup, untuk segera melahirkan karya tulis sejenis karya mereka. (Ini langsung kepingin nggethu ngumpul-ngumpulin bahan). 

Sukses Mas Imu, Lek Sas.

Kapan-kapan aku jak en gabung nang Warumas yo. Ben ketularan dadi wong produktif sisan.

(adrionomatabaru.blogspot.com)



Previous
Next Post »