TIPS SUKSES BOS ASELA

  

Mendengarkan tips sukses bisnis dari praktisi sungguh menarik dan mencerahkan. Karena ilmu yang dibagikan berasal dari pengalaman nyata. Kalimatnya lugas tetapi tetap bernas karena merupakan ekstrak dari pergulatan panjang di lapangan, bukan memungut dari referensi atau sekadar mengutip ucapan pakar. 

Mendengar Pak Buyat Riyono, pemilik rumah makan apung Asela Sampang, membuka kiat suksesnya, rasanya eman jika hanya disimpan sendiri dan tidak dibikinkan catatan. Secara virtual di hadapan sekitar 400 siswa SMA se-Jatim peserta program Double Track, Sabtu (29/5) kemarin, dirinya bermurah hati untuk sharing pengetahuan berharga. 

“Saya punya empat dasar untuk sukses. Semoga ini bermanfaat,” katanya. Kemudian dijabarkan satu per satu dengan bahasa yang efektif dan mudah dicerna. Pertama, kita harus punya mimpi. Punya suatu harapan yang ingin dikejar. Dengan memiliki mimpi menjadi orang sukses, Insyaallah akan terkabul, karena Allah akan mengikuti apa yang diinginkan oleh hambaNya. 

Yang kedua, harus punya konsep bisnis yang jelas. “Semua harus jelas sejak dari awal. Mau membuka warung, rumah makan, kafe, restoran, atau kedai? Harus jelas, karena masing-masing pilihan itu tidak sama konsepnya.” Disarankan, sebaiknya bisnis yang dikembangkan sesuai dengan kesukaan yang kita miliki masing-masing. 

Tips ketiga adalah action, melakukan tindakan nyata. Mimpi tanpa aksi hanya akan menjadi angan-angan kosong. Sebaliknya action saja tanpa tujuan yang pasti, ya akan muter-muter saja tanpa hasil. Jadi mimpi dan aksi harus menyatu. 

Keempat, dan ini yang penting, dalam perjalanan mengelola suatu usaha pasti ada kendala dan godaan. Bila hal itu terjadi janganlah menyerah. “Kuncinya, kita harus sabar dalam berproses,” katanya. 

Pak Buyat memberi ilustrasi sederhana untuk merangkum empat tips tersebut. Umpamanya kita punya mimpi atau satu tujuan yaitu hendak  ke rumah Pak Sutiyo, maka kita harus memikirkan cara untuk menuju ke sana: mau jalan kaki, pakai motor, atau naik mobil? Nah, saat kita sedang menuju ke rumah Pak Sutiyo,  kemungkinan akan ada kendala, seperti ban motor bocor. Dihadapkan pada cobaan tersebut, apakah kita akan balik pulang atau mencari tambal ban agar dapat melanjutkan perjalanan? Kita harus bangkit untuk mewujudkan tujuan. Ada juga kemungkinan kita mengalami kecelakaan, sehingga harus dirawat di rumah sakit. 

“Jadi kita pasti mengalami rintangan dan godaan. Kadang kita harus istirahat sebentar untuk kemudian berangkat lagi menuju sasaran. Makanya sabarlah dalam berproses,” katanya. 

Pak Buyat bukan sedang beretorika untuk statement yang terakhir itu. Semua benar-benar dilakoni. RM Asela di  Jalan Raya Desa Sejati, Kec. Camplong, Sampang, itu diakuinya berangkat dari nol, bahkan dari minus. Lalu dirinya membeber secara ringkas episode jatuh bangun dalam menjalani profesi menjadi pengusaha. 

Ada satu periode dirinya berada di titik nadir kehidupan. Berbagai jenis usaha telah dijalani, mulai dari tukang mebel hingga membuka toko bahan bangunan. Tetapi berakhir dengan kegagalan. Semua barang habis, bahkan masih punya tanggungan utang satu miliar rupiah. 

Tetapi Pak Buyat memilih tidak patah asa. Dia merangkak, memulai dari bawah lagi. Dipinjamnya sepetak tanah di pinggir pantai, milik adiknya, yang tidak terpakai, untuk membuka warung kopi. Lahan seluas 3X4 m itu diratakan dengan urukan pasir yang diambil dari laut oleh dirinya dan istrinya. 

“Lalu pinjem karpet dari saudara, saya masih ingat warnanya merah,” katanya mengenang. Lalu dia membuat tiga meja dari triplek bekas yang diminta dari tetangga. Lalu kopinya? The power off kepepet pun muncul. Dirinya mengutang satu renteng (isi enam saset) kopi cap Kapal Api ke sebuah toko.  Sedang gelasnya pinjam dari bufet mertua. Enam buah, warnanya tidak seragam pula. 

Itulah aksi nyata yang dilakukan untuk bangkit survive. Berjualan kopi kecil-kecilan dengan warung tanpa dinding. Kemudian warung itu terbukti berkembang sedikit demi sedikit. Seiring dengan waktu ternyata usaha tersebut tumbuh membesar menjadi rumah makan apung seafood yang terkenal meskipun pernah terbakar pada 2018. Berkembang tanpa kredit dari bank. 

Di masa sulit dulu Pak Buyat mengaku menaati pesan gurunya, bahwa modal uang bukan satu-satunya syarat untuk sukses mendirikan usaha. Lalu apa? Gurunya menjawab, “yang penting ada kemauan, ada tekad.” 

Pak Buyat memang tergolong sosok yang memiliki kemauan kuat. Ketika masih sekolah di Bustanul Ulum Sejati dia sudah belajar mencari uang. Bahkan saat kuliah dia sudah bisa membiayai diri sendiri dengan cara berjualan kopi, jual mie, hingga kaos. 

Kini dirinya bolehlah berbangga karena impiannya telah terwujud. Apakah berarti dia telah sukses? Pak Buyat justru merespons pertanyaan ini dengan jawaban unik: “Saya tidak merasa sukses. Orang sukses itu bukan orang yang sudah berada di atas. Orang sukses itu orang yang terus berproses. Tidak pernah berhenti. Terus berinovasi, meningkatkan layanan, dan memperbaiki kekurangan yang ada.”

 adrionomatabaru.blogspot.com

 



 

 

 

Previous
Next Post »