H. Rhoma Irama dan Iwan Fals nyanyi bersama di Pesta Perak Indosiar, tadi malam. Bertemunya dua legenda musik dalam satu
panggung itu bukanlah peristiwa musik biasa. Bukan sekadar kolaborasi dua
musisi, tapi pertemuan dua manusia besar yang rendah hati. Yang satu tidak
merasa lebih hebat dari yang lain.
Iwan Fals dengan senang hati mendendangkan lagu dangdut
Santai dan Mirasantika, sedang Rhoma dengan gembira melantunkan Bongkar dan Buku Ini Aku Pinjam. Seusai bernyanyi mereka berangkulan. Penonton
di Gedung JCC, Senayan, pun bersorak. Banyak Fans OI dan Forsa meneteskan
airmata, larut dalam haru biru.
Popularitas, kesantunan, dan kemesraan mereka,
menghadirkan kebahagiaan dan keharuan. Peristiwa yang mempertontonkan pesan
dalam bahwa seperti itulah seharusnya menjadi manusia. Bersahabat dalam
kedamaian.
Ketika dua penyanyi besar itu akrab berbincang,
penonton spontan menyanyikan sepenggal lirik Iwan: “cinta iniii milik kitaaa.....” Tidak puas. Segera disusul dengan dendang
bersama, “Kemesraan ini janganlah cepat
berlaluu......” Maka, panggung pun berubah menjadi sebuah teater bersama. Penonton
turut menggerakkan jalannya pementasan, demi menyuarakan isi hatinya.
Lagu-lagu Rhoma dan Iwan telah menjadi “sound track” sepanjang perjalanan kehidupan
banyak orang, termasuk saya. Saat bocah saya biasa menyanyi Begadang sambil bermain layang-layang. Ketika
sekolah SMEA, saya getol belajar gitar memainkan lagu Sarjana Muda-nya Iwan.
Bersama teman kuliah di IKIP Malang, gemar
menyanyikan Oemar Bakri ramai-ramai,
seraya menertawakan bayangan nasib kami ke depan. Sampai sekarang pun saya
masih sering menyenandungkan lagu lama Rhoma: “Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga, hai begitulah kata para pujangga.”
Suasana panggung semakin heboh, ketika Rhoma
memberikan hadiah gitar kepada Iwan. Pelantun lagu Bento ini menerima dengan suka-cita. Sebuah surprise yang membikin dia gagap dalam berterima kasih. Iwan berupaya
untuk tidak larut dalam keharuan, meski tidak begitu sukses melakukannya. Justru
Rhoma yang memilih rela melepas airmatanya tumpah.
“Bang Haji, di dekat rumah saya ada masjid. Jumat
depan, saya mohon Bang Haji bersedia menjadi imam di sana,” pinta Iwan setelah
mampu menata dirinya.
“Saya bersedia. InsyaAllah, Jumat depan kita salat
Jumat bersama-sama,” jawab Sang Raja Dangdut. Dalam rasa hormat Iwan mencoba mencium tangan Rhoma, tetapi Rhoma
menarik tangannya dengan bijak.
Begitulah. Dari keduanya, yang tampak bukan lagi sisi
senimannya, tetapi manusianya. Manusia yang menginspirasi, yang mengajarkan
indahnya berdamai dengan perbuatan, yang mengajak rajin beribadah tanpa imbauan
dan kutipan ayat-ayat suci.
Meskipun genre musiknya berbeda mereka bergandeng
tangan. Padahal dulu, ada satu periode di mana dangdut dan pop merupakan dua
aliran yang berbeda, bahkan saling berseberangan secara diameteral. Dangdut
diidentikkan sebagai musik kampungan sedang pop sebagai musik gedongan.
Usai menonton Indosiar,
saya jadi membayangkan: Betapa teduhnya negeri ini, andai ada pembesar dan politisi yang tengah
berseberangan, mau meniru keteladanan dua sosok legendaris ini.
(adrionomatabaru.blogspot.com)
Sign up here with your email
2 comments
Write commentsWebsite paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplySistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^
Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
Replydimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||
EmoticonEmoticon