Di tengah ramainya dunia medsos, ilmu jurnalistik
agaknya makin layak untuk disosialisasikan kepada banyak orang. Oleh karena itu
saya menyambut dengan gembira ketika diminta ikut mengisi acara Workshop
Jurnalistik di Ponpes Qomaruddin, Bungah, Gresik, Minggu kemarin.
Lewat forum seperti itu, saya berkesempatan berbagi
pengalaman dengan siswa SMA, SMK, MA, dan mahasiswa. Sekelompok generasi
milenial yang pasti akrab dengan medsos.
Workshop jurnalistis bukanlah sekadar ajang belajar
cara nulis berita bagi orang yang kepingin jadi wartawan. Tetapi yang lebih
penting adalah, pengetahuan jurnalistik memberi pemahaman kepada kita tentang
bagaimana memandang dan menyikapi suatu informasi yang membanjir setiap detik.
Bagi aktivis medsos, ilmu jurnalistik dapat digunakan
sebagai acuan untuk membuat tulisan atau status yang rasional, obyektif, dan
bertanggung jawab. Bagi pasivis medsos(maksudku
warganet yang gemar membaca saja), pengetahuan jurnalistik juga dapat dipakai
untuk menyaring mana berita yang layak dipercaya, mana kabar yang tidak jelas
sumbernya, mana pula sampah hoax dan
propaganda yang tidak perlu diperhatikan.
Dengan jurnalistik kita belajar mengenali fakta dan
opini. Kita praktik menyajikan informasi yang obyektif, tanpa muatan
kepentingan, sehingga tidak bias saat dibaca orang. Juga berlatih menulis opini
yang kritis dan persuasif tanpa disertai kalimat bernada hujat.
Seharian saya dan Cak Nurfaqih berproses dengan anak-anak muda yang penuh
semangat itu. Tekun berlatih menulis demi menyajikan informasi yang bermanfaat,
di tengah maraknya hoax dan ujaran kebencian. Bravo YPPQ.(*)
adrionomatabaru.blogspot.com
Sapa: Syamsul Arifin, Syamsul Sodiq, Diena, Lia
Kusuma, Ardiana, yppq, Cak Suhartoko, Cak Basuki.
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon