IDE itu mirip sebuah tunas tanaman. Bentuknya
menarik, hijau pupusnya menawan setiap mata yang memandang. Tetapi, sebagaimana
tunas yang baru tumbuh, ide selalu tampil ringkih dan rawan patah. Maka, agar
tunas tanaman itu tidak rusak, pak tani lazim melindunginya dengan pagar bambu,
selubung pastik, atau penghalang apapun agar tidak dipatok ayam atau
diinjak-injak ternak tak beradab.
Jadi, jika punya sebuah ide baru, ada baiknya kita
melindunginya dari segala terpaan yang berpotensi menghancurkannya. Bila ide
itu sudah cukup kokoh dan bertumbuh, bolehlah diceritakan kepada orang lain.
Orang lain itupun sebaiknya tertentu saja.
Sebab banyak sekali orang yang gampang membagikan
ide, yang baru tebersit di benak, kepada teman atau sembarang orang dengan
maksud mendapat masukan atau dukungan. Tapi apa yang terjadi? Tunas-tunas ide itu langsung patah dengan
hanya sekali cuapan asal bunyi atau cibiran si bibir pragmatis.
Atau boleh jadi seseorang itu berlagak meremehkan
tetapi diam-diam idemu dicurinya. Saya pernah mengalaminya. Dua ide yang saya
lontarkan di sebuah kantor dinas ditampik semua. Tapi tahun berikutnya
tahu-tahu sudah digarap sendiri oleh internal mereka dengan pola anggaran
swakelola.
Betapa banyak ide berguguran ketika diutarakan
kepada pribadi-pribadi yang pesimistis dan konservatif. Sungguh banyak gagasan siswa terpangkas “nasihat”
guru atau konselor yang merasa lebih tahu. Dan tidak sedikit ide brilian anak berguguran di
hadapan para orang tua yang serba mengatur.
Padahal ide adalah awal dari sesuatu yang besar dan
dahsyat. Munculnya ide taksi dan ojek online berbasis aplikasi telah membuka lapangan kerja
ratusan ribu orang sekaligus memancing unjuk rasa pengemudi konvensional di
beberapa daerah. Kini prototipe sepeda motor terbang sudah dibikin dan sedang
disempurnakan. Bagaimana jadi pemandangan kota bila kelak kendaraaan itu benar-benar
diproduksi massal?
Pak Tirto, bos pabrik Aqua, mendapat ide jualan air
kemasan, “hanya” lantaran mendengar dua turis yang sedang rasan-rasan di sebuah tempat wisata. “Indonesia ini beautiful, tapi sayang air minumnya
kotor,” bisik seorang dari mereka. Maka terbetiklah ide untuk memproduksi air minum
botol khusus untuk meladeni para turis itu. Tapi apa yang terjadi? Yang
menyukai ternyata bukan hanya turis, tapi kita semua.
Mahal or Murah?
Ada orang bilang, ide itu mahal harganya. Para
penemu selalu tercatat dalam kitab sejarah. Tapi ada juga yang berpendapat
sebaliknya, ide itu tidaklah penting, yang penting realisasinya. Sebagus apapun
ide bila tidak diwujudkan, apa gunanya? Ide itu tak ubahnya seperti asap rokok:
mengepul bergulung-gulung sejenak lalu ambyar dan hilang entah ke mana.
Makanya Bos Sadino pernah bilang begini.”
Orang-orang pandai itu banyak idenya, banyak rencana, banyak kemauanya. Sedang
orang bodoh idenya cuma satu. Tetapi ide itu diwujudkan dengan sungguh-sungguh
hingga akhirnya terwujud menjadi kenyataan.”
Yang jelas, kehadiran ide itu tidak selalu
menyenangkan. Malah kadang menjengkelkan. Dia persis balita yang cerewet. Ide suka
datang semaunya, tak kenal waktu. Dia tak segan mengganggu di sela padat-padatnya aktivitas,
menginterupsi di tengah rapat. Bahkan kadang ide berkumpar-kumpar di kepala
pada saat shalat kita baru memasuki rakaat kedua. Anehnya, di saat kita tengah longgar,
di kala punya banyak waktu santai dan bersiap untuk menyongsongnya dengan
secangkir wedang kopi. Secuil ide pun
tidak muncul, meski kita sudah berusaha mengais-ngaisnya. Seperti balita, ide lari
menjauh justru di saat kita ingin memeluknya.
Barangkali ide itu juga mirip sebutir telur. Sebagai
induk, kita harus sudi mengeraminya sendiri, agar bisa menetas menjadi karya
besar. Anda punya sebutir ide bagus? Ya silakan dierami dengan sabar. Jangan
dititipkan mesin penetas milik orang lain. Apalagi tergesa di unggah ke dumay,
bisa-bisa diceplok orang untuk dibikin telor mata sapi.
Tentu saja ide yang saya maksud adalah ide yang baik
dan unik. Umpamanya membuka warung kopi di wuwungan rumah, menggelar shalat malam
bersama selebritis, atau membikin lukisan dari bulu ketiak. Bukan mewujudkan
ide memproduksi narkoba dalam bentuk susu formula bayi atau ide menyelingkui
pasangan hidup sahabat karib sendiri.
adrionomatabaru.blogspot.com
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon