PITULASAN

 

Tidak gampang mengajak wali murid untuk antusias mengikuti kegiatan yang diselenggarakan sekolah. Mereka memiliki sederet alasan yang bahkan sangat rasional untuk tidak menghadirinya. Jikalau ada sekolah yang mampu melakukannya maka bolehlah diapresiasi, seperti yang terjadi di halaman Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya, Sabtu kemarin. 

Momentum HUT ke-78 Kemerdekaan RI, dirayakan dengan seru oleh warga sekolah SAIM beserta wali murid. Mereka tidak hanya hadir sebagai undangan tetapi terlibat dalam aneka lomba khas Agustusan. Acara bertajuk Gelegar Kemerdekaan SAIM Pitulasan (Geger S’pisan) tersebut dimulai dengan flashmob yang diikuti ratusan wali murid dari seluruh kontingen mulai dari wali murid Playgroup hingga SMA SAIM. 

Lalu dilanjut dengan lomba balap karung, lomba estafet sarung, memindah tepung, roda manusia, dan lomba tarik tambang. Selain lomba di sudut barat tersedia panggung untuk penampilan musik dan atraksi sulap bersama badut. Di selasar-selasar kelas digelar bazar dari mitra usaha. Di sudut timur tersedia makanan minuman berlimpah. Boleh ambil gratis. Semua itu persembahan dari wali murid. 

Ini benar-benar meriah. Semua larut dalam kegembiraan berlomba. Kalah menang sama-sama tertawa. Wajah dan jilbab  berlepotan tepung tidak mengapa. Justru digunakan oleh ibu-ibu untuk jeprat-jepret berselfie. 

Saat lomba tarik tambang masing-masing tim tampil full ngotot, mengerahkan seluruh energi, dan rela bergelimpangan di lapangan.  Melalui fun game membuat wali murid menjadi saling kenal dan akrab. Bahkan mereka bertekad menjadi tim yang solid agar dapat memenangkan setiap nomor lomba. 

Sementara itu putra-putri mereka di pinggir lapangan berperan menjadi suporter yang aktif memberi semangat dengan bersorak. Bukankah ini pembelajaran konkret yang bermakna, yang melibatkan unsur siswa, guru, dan orang tua dalam suasana gembira? 

“Acara ini memang ditunggu-tunggu oleh wali murid. Mereka ngempet, karena sudah empat tahun absen gara-gara pandemi Covid. Mereka antusias, yang hadir lima ratus orang lebih,” kata Pak Ipung Saputro, Ketua Panitia Geger S’pisan. 

Lalu apa manfaatnya? “Pendidikan itu sebenarnya kan tidak lepas dari peran orang tua. Mungkin sekolah adalah salah satu mediator. Peran penting tetap di orang tua,” jawabnya.

 (adrionomatabaru.blogspot.com)



Previous
Next Post »