PION

 

Di saat tidak terpakai, sebuah pion menyembul dari kotak papan catur. Gesit dia melompat dan bersejingkat menghampiriku. Kayaknya dia kepingin curhat. Saya mau saja, siapa tahu ada sesuatu yang bisa petik darinya. Lalu pion itupun buka suara. 

“Suka telanjur lahir sebagai pion. Maka tugas utama kehidupan saya cuma satu. Yaitu bergerak maju tanpa boleh bertanya: apa semua aksi itu demi untuk kemaslahatan bersama atau untuk menuruti ambisi Raja semata?” ujarnya. 

Dia pun berkisah bahwa dirinya beserta rekan barisan pion kecilnya selalu tampil sebagai pembuka peristiwa. Wajib membuka dada di tengah palagan Kurusetra. Mengantisipasi ancaman sambil meramal segala kemungkinan. 

Sudah kadung didhapuk menjadi pion. Desainnya pun amat sederhana dan paling mungil pula. Tidak ada kemewahan pilihan ganda baginya. Harus maju meski hanya berjalan satu atau dua petak langkah saja. Entah lantaran memang segitu potensinya atau karena regulasi ketat yang mengatur segenap tindak-tanduknya. 

“Selanjutnya, semua yang terjadi diserahkan kepada situasi yang selalu penuh kejutan. Kami bergerak aktif mencari peluang, memerangkap lawan, atau siap dikorbankan demi kalkulasi untung rugi. Dengan alasan merebut kemenangan, maka kami jajaran pion diperbolehkan mengambil langkah serong saat menghabisi lawan,” katanya lagi. 

Semua pion dilarang mundur, sebab memang itulah suratan nasibnya. Pengorbanannya adalah wujud bakti suci terhadap negeri serta demi melanggengkan kejayaan penguasa. Mereka berkejaran dengan waktu, berakhir menggapai sukses atau terjungkal masuk kotak lantas dilupakan. 

Butuh tekad besar dan keberuntungan berlipat agar pion dapat menyelinap masuk ke batas terdalam jantung pertahanan musuh. Lalu dia pun berhak bertiwikrama menjadi senopati sakti. Gagah menerjang di segala medan hingga mampu membalikkan jalannya peperangan. 

“Bukankah itu membanggakan hati?” kucoba mengapreasiasi.

“Tetapi masalahnya, ada berapa gelintir pion yang beruntung merasakan keajaiban seperti itu?” sergahnya tak mau kalah. (*)

 (adrionomatabaru.blogspot.com)

gambar: wallpapers.com

Previous
Next Post »