Sungguh penting belajar kepada para ulama besar.
Karena dari mereka kita dapat mendapat ilmu tentang kemuliaan dan bagaimana seharusnya
menjalani hidup. Apalagi bila ulama tersebut adalah tokoh besar dari bangsa Indonesia
sendiri, yaitu KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan
(pendiri Muhammadiyah).
Maka bersyukur saya karena berkesempatan belajar kisah keduanya, dengan menonton film “Jejak
Langkah 2 Ulama” di Aula UNUSA Surabaya, Rabu kemarin. Belajar dengan amat nikmat.
Tinggal duduk empuk di aula yang representatif, menyaksikan adegan demi adegan,
lalu menyerap banyak inspirasi, dan mencoba memahami perbedaan serta menjunjung
persamaan.
Film buah kolaborasi Ponpes Tebuireng, Jombang
dengan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Muhammadiyah ini tidak banyak
mengambil sudut pandang keorganisasian, tetapi lebih banyak mengulik sisi kemanusiaan
dan perjuangan mengembangkan syiar Islam. Justru di situ kekuatannya, sehingga
film garapan sutradara Sigit Ariansyah ini menghadirkan kisah yang sejuk dan
menyentuh. Agaknya semangat film ini adalah untuk mengembalikan kisah historis
pada tempatnya semula. Berusaha membongkar anggapan sementara pihak yang selama
ini menempatkan kedua tokoh tersebut seolah-olah berseberangan.
Inilah kisah tentang santri remaja Darwis (nama
kecil KH A. Dahlan) dan Hasyim yang bersahabat, karena keduanya ngaji di
pesantren yang sama di Semarang. Dari mata air pengetahuan yang sama dua
pemuda cerdas itu menyerap pelajaran ilmu fiqih, tasawuf, dan berbagai macam
ilmu agama lainnya.
Guru mereka, Kiai Sholeh Darat, selalu mendoakan agar
keduanya kelak menjadi orang besar. Dan terbukti sejarah mencatat dua
organisasi yang masing-masing didirikan oleh keduanya menjadi dua ormas
keagamaan terbesar di negeri ini hingga kini.
Betapa setiap perjuangan menegakkan kebenaran dan upaya
mewujudkan cita-cita mulia akan selalu menghadapi banyak rintangan. KH Ahmad Dahlan mendapat tentangan dari warga
Kauman Yogyakarta. Dirinya dituding sebagai ulama sesat lantaran berani
menggeser arah kiblat masjid, karena memainkan biola, dan mengajari perempuan
untuk mengaji.
Sementara KH Hasyim Ashari dan santrinya juga mendapat
teror fisik dari preman bayaran dan warga Tebu Ireng Jombang yang sudah nyaman
hidup dalam kemaksiatan. Bahkan kedua
ulama besar ini mengalami tragedi yang sama: langgar atau pondoknya sama-sama dibakar
oleh massa.
Dari “2 Ulama” kita menyaksikan, betapa sejak muda
mereka adalah sosok yang haus ilmu agama, tekun nelajar dari pesantren ke
pesantren, bahkan ke tanah suci demi menyerap ilmu dari para ulama masyur dunia,
antara lain kepada Syeh Ahmad Khatib Al Minangkabauwy, Syeh Al Bantany, dan
Kiai Dimyati asal Tremas, Pacitan. “Pergilah ke Mekkah. Belajarlah kepada ulama
besar di sana. Ambil ilmunya, ambil barokahnya,” pesan ayahanda.
Dari KH Ahmad Dahlan, antara lain, kita belajar
tentang pentingnya pembaharuan dalam Islam dan perlunya organisasi untuk mewujudkan
cita-cita kemanusiaan. Dari KH Hasyim Ashari, antara lain, kita belajar
mengenai sikap tawaduk, kesederhanaan, serta semangat untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang bobrok moral dan
ekonominya.
Tapi satu poin besar. Dari keduanya, kita belajar,
betapa mereka sangat mencintai Indonesia, sama-sama berjuang melawan
kolonialisme Belanda. “Agama dan negara adalah dua sisi dalam satu mata uang logam,”
kata Hadratussyaik KH Hasyim Ashari menyampaikan tamsil. Maka ketika Belanda
berniat merebut kembali Indonesia pada November 1945, dari Jombang beliau lantang
menyerukan komando jihad: “Bahwa jihad membela tanah air hukumnya fardhu ain.”
Sementara itu KH Ahmad Dahlan menjelang wafat juga
meninggalkan wasiat perjuangan yang hingga sekarang masih saja relevan untuk diugemi: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah,
jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah.”
Kiranya dua ulama besar, yang melahirkan dua
organisasi besar ini, bagaikan dua sisi sayap pada burung garuda yang gagah. Sayap
NU dan sayap Muhammadiyah terus mengepak menggapai kemajuan, tetap setia mengawal keutuhan NKRI. Selamanya. (*)
Sign up here with your email
1 comments:
Write commentsWebsite paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplySistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^
EmoticonEmoticon