MEMAKNAI PERJALANAN

Setiap orang suka bepergian, karena kegiatan itu identik dengan jalan-jalan atau melancong mengunjungi destinasi yang asyik-asyik. Demikian juga saya. Pergi keluar kota sungguh menyenangkan, kendati itu dalam rangka kerja, bukan benar-benar piknik.

Dengan mengunjungi suatu lokasi kita menjumpai banyak hal, mendapat pengalaman, menambah wawasan, serta mengincipi kuliner tradisionalnya. Tapi di atas semua alasan itu, saya senang pergi-pergi lantaran dari situ saya mendapat inspirasi untuk menulis. Cukup banyak tulisan saya yang idenya terpancing dari kegiatan membolang.

Dengan memasuki lokasi baru, otomatis kita menyerap pengetahuan baru, bahkan kadang menemukan pemikiran baru. Sebagai contoh, dari kunjungan ke Toraja, saya mendapatkan pemahaman baru tentang makna kematian dalam kehidupan dan kehidupan dalam kematian.  Dengan tubbing menelusuri goa Pindul Gunung Kidul saya tersadarkan bahwa sebuah kejelian dapat menciptakan sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat. 

Tentu saja akan kurang bermanfaat bila semua pengalaman itu hanya saya simpan di dalam bilik kenangan sendiri. Maka saya mencoba menuliskannya dalam sebuah buku lalu menyajikan kepada Anda semua, agar dapat ikut menikmati dan memungut manfaat darinya. Sejumlah materi dalam buku ini memang berisi hal-hal yang serius, tetapi ada juga info ringan seputar kuliner hingga perbedaan adat-istiadat yang bikin ketawa.

Sungguh pada setiap perjalanan selalu menghadirkan pelajaran, di samping menyisakan setumpuk cucian. Saya pasti senang, andai Anda juga mau menuliskan  pengalaman membolang, lantas berbagi cerita kepada kita semua sambil menyeruput wedang jahe di sore hari. Hem.

Lalu, mengapa judulnya kok “Kincir Batu”? Apa bisa muter? Supaya paham, silakan saja dibaca. Harga empat puluh ribu rupiah plus ongkos kirim. Yang minat, japri ya. Maap, sesekali status ngelapak ndak papa kan? (adrionomatabaru.blogspot.com)

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

Sign up here with your email