NGANGSU ILMU MASJID

 

Sudah cukup lama tumbuh keinginan takmir kami untuk memakmurkan masjid. Ingin  jamaah bertambah banyak sekaligus menebar manfaat sosial ekonomi bagi warga sekitar. Alhamdulillah Minggu kemarin pengurus Masjid Al Hijrah berkesempatan ngangsu ilmu ke Masjid Jogokariyan.  Masjid di kampung pinggiran Selatan Yogyakarta yang sudah viral beberapa tahun belakangan itu.   

Keistimewaan yang segera terlihat di sana adalah jamaah salat fardu yang selalu penuh.  Suasana salat Subuh terasa seperti salat Jumat atau di saat bulan Ramadan. Kegiatan ekonomi di sekitar juga hidup. UMKM penjual makanan dan oleh-oleh, yang merupakan binaan masjid, juga turun berdagang setelah usai berjamaah salat. 

Seusai subuh di lantai dua berlangsung sesi sharing dengan tamu yang berdatangan dari berbagai kota. Yang studi banding kali ini takmir dari Sidoarjo, dari Sampang, Singosari, Kudus, Samarinda, dan Bali. Masih ditambah lagi dengan tamu perorangan yang datang dari berbagai kota. 

Pengurus harian Masjid Jogokariyan, Ridwan Shodiq, menjelaskan bahwa hal pertama yang harus dilakukan untuk membuat masjid menjadi makmur adalah mengubah mindset. Mindset yang tertanam selama ini,  masjid hanya menjadi tempat untuk salat saja. Selesai itu digembok, AC dan lampu dimatikan.  Masjid Jogokariyan dibuka full 24 jam. 

Masjid bukan milik takmir, tapi milik Allah (surah Al-Jin 18). Takmir tidak boleh merasa menjadi penguasa masjid dengan banyak mengeluarkan larangan. Justru tugas pengurus adalah memobilisasi masyarakat untuk senang salat berjamaah di masjid. 

Ridwan Shodiq tidak sependapat dengan kebijakan pengurus masjid yang berlomba-lomba menghabiskan dana miliaran rupiah, “hanya” untuk membangun masjid yang megah. Tetapi setelah jadi, terbukti jamaahnya tidak banyak. 

Oleh karena itu Masjid Jogokariyan memilih pendekatan berbeda. Sejak 1999 pengurus mengubah pola dakwah. “Stop, membangun fisik masjid. Elek yo ben. Kalau ada genting yang bocor diperbaiki, ngono wae,” katanya. 

Maka fokus perhatian diarahkan kepada peningkatan jumlah jamaah salat melalui penyejahteraan ekonomi calon jemaah sasaran. Sumber daya masjid dialirkan ke program sosial dengan membagi paket sembako, ATM beras, hingga klinik gratis. 

Tentu saja tidak dalam jumlah besar seperti sekarang ini. Diawali dengan memberi paket sembako sebulan sekali, lalu secara bertahap dinaikkan kualitasnya, frekuensinya maupun kuantitas penerimanya. Warga miskin didata dan dikirimi bantuan cuma-cuma tanpa syarat apapun, hingga satu kurun tertentu. Jurus ini terbukti mampu membentuk kesan positif di mata warga setempat. 

Langkah berikutnya adalah program menyolatkan orang hidup. Bukan menyolatkan orang mati. Artinya, mengajak para penerima sembako untuk mau salat berjamaah. “Semua kegiatan sosial kami hubungkan dengan ajakan salat berjamaah. Contohnya, mereka diberi undangan. Isinya salat Magrib bersama, dilanjutkan ceramah agama dan salat Isya berjamaah. Setelah itu masing-masing diberi voucher yang dapat ditukar paket sembako. Menurut Anda, kira-kira mereka mau datang, tidak?” kata Ridwan. 

Apakah itu tidak berarti memaksa mereka untuk salat? “Tidak apa-apa kita paksa dengan melakukan kebaikan. Tidak apa-apa mereka nanti terpaksa masuk surga,” katanya sambil tertawa.  

Pemberdayaan ekonomi juga digarap. Memberi modal kaum duafa untuk berjualan di sekitar masjid. Syaratnya cuma satu: harus ikut salat berjemaah.  Warga yang sakit boleh berobat gratis ke klinik masjid. Dan program yang kemudian menjadi viral karena Masjid Jogokariyan menerapkan saldo infak masjid “Nol Rupiah.”  Semangatnya, segera menyalurkan amanah infak dari jemaah kembali ke jemaah lagi dalam bentuk pelayanan beribadah yang nyaman (tentu saja setelah dikurangi dengan biaya operasional bulanan seperti listrik dan air). 

Ridwan beserta pengurus Jogokariyan meyakini masjid yang berdiri sejak 1966 ini tidak bakal  bangkrut. “Masjid tidak mungkin kekurangan dana, dasarnya ada di  surat Al-Fal ayat 60 (Apapun yang kamu nafkahkan di jalan Allah akan dibayar kembali kepadamu),” katanya.   

Subhanallah. (adrionomatabaru.blogspot.com)

 

Latest
Previous
Next Post »