Ungkapan bijak mengatakan, “Apabila engkau bisa mengajar, maka mengajarlah. Jikalau tidak bisa mengajar, maka belajarlah”.
Ini berarti, mengajar bukanlah status permanen yang menempel pada setiap guru, dan belajar bukan hanya kewajiban bagi murid sebelum dia menggenggam selembar ijazah. Mengajar dan belajar adalah sebuah proses silih berganti, bahkan simultan yang kudu dilakoni secara bersamaan. Mengajar dan belajar tidak ubahnya seperti mengirup dan mengembuskan napas. Peran guru sekaligus murid dapat saling bertukar tempat tanpa perlu saling meniadakan.
Itulah kiranya yang
sedang dilaksanakan oleh jajaran guru sekolah inovatif SD Maarif Jogosari
Pandaan, Kab. Pasuruan, saat mereka menggelar kegiatan workshop di Hotel
Arayanna Trawas, 21-23 Desember 2022. Mereka kembali belajar lagi, dengan
kerendahan hati menjadi murid kembali. Mau belajar kepada ahlinya yaitu ke Dr Dwi Ilham Rahardjo, Widyaprada Ahli Madya Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Timur. Juga saling sharing pengalaman antar sesama rekan kerja. Menjadi
murid demi men”charger” diri, untuk kemudian aktif menjadi guru di depan kelas
lagi pada semester mendatang.
Sungguh ini aktivitas yang menyenangkan, meski mungkin melelahkan. Sebab belajar bukan lagi diniatkan agar menjadi pandai, tetapi melaksanakan kewajiban memerangi kebodohan dan kemalasan diri. Mengajar bukan lagi sebatas profesi, sebab menebar manfaat sudah selayaknya dikerjakan setiap orang.
Semoga kita tidak
tergolong ke dalam kelompok “orang yang tidak mau mengajar sekaligus tidak mau belajar.”(*)
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon