Sudah terlalu lama kita “memunggungi” laut. Kebanyakan
kebijakan negara berorientasi ke darat, sehingga potensi laut terabaikan. Tentu
ini sebuah ironi, sebab yang namanya Nusantara itu ya nusa atau kepulauan yang berada di antara lautan
luas.
Memang telah dicanangkan visi Indonesia sebagai
poros maritim dunia. Kebijakan tol laut juga menunjukkan perhatian kepada
transportasi bahari. Tetapi semua itu belumlah cukup. Masih dibutuhkan banyak komitmen
dan program agar dunia kelautan kita benar-benar menjadi sentral perhatian.
Berkait dengan perhatian tersebut, maka Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) bolehlah berbangga. Sebab perguruan tinggi
yang berada di kawasan kampus ITS Sukolilo Surabaya ini merupakan satu-satunya
politeknik negeri yang fokus pada bidang perkapalan dan teknologi
penunjangnya.
“Kami fokus pada bidang perkapalan. Kini sudah tercatat
sebagai Corporate Member oleh Rina Institute of Naval Architecture
(RINA) yang berpusat di Inggris,” kata Direktur PPNS, Ir. Eko Julianto, M.Sc.
MRINA.
Yang pasti PPNS kian tegap dalam melangkah.
Pengalaman 30 tahun para pengelola dalam berkiprah, makin menegaskan peran dan
kontribusi kampus ini terhadap dunia perkapalan Indonesia.
Beruntung saya dengan Pak Sukemi dan Son Andries dapat
terlibat dalam kegiatan mencatat jejak sejarah, kiprah, dan capaian PPNS selama
tiga dasa warsa, lalu menghimpunnya menjadi sebuah buku. Buku berjudul “Nakhoda
Industri Perkapalan Indonesia” itu kemudian dilauching pada saat Dies Natalis PPNS, Senin lalu.
Terima kasih kepada Pak Amir Kiah yang telah
mendesain covernya, Cak Basuki yang memperindah
isi buku dengan foto-foto ciamiknya, serta mbak Rini yang terampil menata
layoutnya. Senang bekerja dengan Sampeyan
semua. Sukses buat PPNS. (*)
latepost
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon