Dulu almarhumah Emak
Aripah pernah ngandani aku soal pakaian. Begini:
“Yon, nek awakmu
lungo, nggawea jerohan sing apik. Ojok nggawe sempak suwek sing bolong-bolong
iku.”
“Kenapa Mak, kan gak
ketok uwong?” bantahku ngeyel.
“Yo gak ngono. Sopo ngerti, mbok menowo onok opo-opo nang dalan. Terus awakmu disuntik dokter. Konangan wis. Lak yo isin se,” jawab Mak Pah.
Setelah jadi orang tua, saya renungi kembali pesan itu. Rupanya Emak tidak semata bernasihat tentang etika memakai pakaian dalam (CD maupun kutang). Tentu lebih dari itu. Maka kini aku memahaminya seperti berikut ini.
Apabila kita bepergian (untuk bekerja, bersekolah, maupun menemui rekanan bisnis), kita memang perlu menggunakan “jerohan” yang baik dan bersih. “Dalaman” dalam arti mengenakan niat yang baik, hati bersih, dan akal yang sehat, meskipun hal-hal tersebut tidak terlihat oleh orang dari luar.
Karena, kalau nanti
terjadi apa-apa, bisa merugi. Manakala niat jelek, hati dengki, maupun rencana
busuk kita sampai terbongkar, tentu akan menimbulkan malu. Bukan hanya malu
tetapi dapat mempersulit jalan hidup ke depan, akan menyumbat rezeki kita
sendiri. Malah bisa-bisa akan berurusan dengan pak polisi.
Begitulah. Emak Aripah telah mengajariku tentang ngelmu jerohan. Al-Fatihah. (yono)
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon