Mungkin ada satu atau dua statusku selama ini yang dapat menginspirasi siapa saja, tetapi dalam banyak hal ternyata pembacalah yang menginspirasi diri saya. Komen maupun celetukannya malah kerap memberi umpan balik yang mencerahkan saya.
Seperti tempo hari, selepas mengunggah satu tulisan, bu dosen Dinuk Anggraini memberi komen pendek “inspiratf dan dpt dijadikan ibroh”. Terus terang saya tanda tanya karena tidak mengerti maksudnya. Mau tanya malu. Untung ada Mbah Gugel, ternyata “ibroh” atai “ibrah” kurang lebih upaya mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain.
Sebelumnya juga begitu. Pak Ketua Inkindo Jatim Irwan Susilo merespons esai pendek tentang bakat melukis saya yang terkikis, dengan ucapan, “alinea terakhir mengandung prinsip prinsip Stoicism". Lagi-lagi saya tak paham maknanta, dan mesin pencari web di internet setia menolongku. Falsafah stoic ternyata berkait dengan cara menciptakan kebahagiaan dalam hidup. “Saya hanya belajar bersyukur dari hal-hal yg dpt saya lakukan, Pak. Salam bahagia,” jawab saya.
Begitulah. Saya selalu berupaya bersicepat mencari jawab atau istilah baru yang belum kuketahui maknanya. Kebiasaan ini kutumbuhkan setelah mendapat nasihat lisan dari penulis senior dari Mizan grup, yaitu alm Bpk Hernowo, suatu saat di masa hidupnya.
Beliau mengacu pada riset-riset terbaru mengenai cara kerja otak dan buku-buku Quantum Learning maupun Quantum Reading. Penulis buku “Mengikat Makna” ini mengatakan, pada saat terpancing dengan satu pertanyaan baru, ujung saraf (dendrit) di otak menjadi terangsang dan bergetar, berpijar semacam ada energi listrik. “Eloknya, jika kita berhasil menemukan jawabannya, maka ujung yang bergetar aktif itu berubah atau tumbuh menjadi dendrit baru,” ujarnya.
Implikasinya, jika kita sering menambah pengetahuan baru maka ujung dentrit kita akan bertumbuh dan bercabang lebih banyak lagi. Menjadi jaringan saraf yang memperluas wawasan dan pemahaman seseorang. Konon jaringan saraf otak orang jenius jumlahnya lebih banyak dan susunanya lebih kompleks dibanding milik orang kebanyakan.
Sebaliknya, jika ada sebuah tanya dan tidak segera cari jawabannya atau kita tunda akan dicari nanti-nanti saja kalau ada waktu longgar, maka pendar energi listrik di dendrit itu akan melemah. Bahkan pada akhirnya akan mati jika kita mengabaikan, dengan alasan yang masuk akal, “ah buat apa dicari, toh tidak akan keluar dalam soal ujian. Buat apa, saya kan sudah tidak kuliah lagi?”
Info tambahnya, ini menarik. Pak Hernowo bilang, kalau bergegas mencari jawab atas sebuah tanya dapat menumbuhkan dendrit baru, maka nikotin rokok justru bisa mengurangi jumlah dendrit di otak.
Saya pribadi sudah mencoba melakukan dan memang terasa hasilnya. Segera menemukan jawaban atas pertanyaan setidaknya dapat melegakan hati, membuat saya seperti menemukan mata baru, penglihatan baru terhadap sesuatu yang sebelumnya saya ketahui. Kumpulan informasi, data, dan pengetahuan baru ini menjadi tambahan referensi di gudang pikiran. Atau pinjam istilah Cak Emha Ainun Najib, referensi itu bagai sebuah bendungan. “Bila kita sudah punya bendungan besar, lalu disudet sedikit saja saat dibutuhkan, maka akan mengalir air jawaban yang deras dan lancar,” katanya dalam perbincangan santai di sela acara safari salawatan.
Bersukur saat ini kita punya banyak sarana untuk mencari jawaban secara mandiri. Ada search engine, melalui grup sehobi, grup WA alumni, hingga japri bestie. Masihkah enggan melakukan, dengan sederet alasan?
Agaknya, dalam profesi apapun, seseorang perlu terus memupuk pengetahuan, membikin bendungan referensi. Dengan wawasan yang luas orang akan lebih bijak dalam bersikap maupun bertindak. Dan berita baiknya adalah: kepandaian itu mirip dengan kecantikan. Keberadaannya agak sulit untuk disembunyikan di depan publik.
Sebaliknya, tanpa referensi yang memadai, maka kualitas ucapan maupun tulisan tidak bisa diselamatkan hanya dengan cara menghadirkan banyak istilah asing atau dengan menabur kata mutiara orang-orang besar semata.
Selamat mencoba, itupun jika suka.
(adrionomatabaru.blogspot.com)
Foto: Unsplash
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon