SEREMPAK DARING

Mungkin ini sebentuk keberuntungan terselubung. Blessing in disguise kata bule Inggris. Pandemi COVID-19  yang masih mengkhawatirkan ini ternyata punya sisi manfaat. Tanpa serbuan korona mungkin pembelajaran online tidak segera memasyarakat dan meeting secara daring (dalam jejaring) tidak terselenggara seserempak saat ini.

Aplikasi meeting online seperti Zoom, Hangouts, GoToMeeting, ezTalks Free, GoToWebinar, Join.me, TeamLink, atau Online Meeting ramai-ramai diunduh. Terjadi percepatan pembelajaran dan pemanfaatan teknologi online.  Sejumlah pihak yang sebetulnya belum begitu siap, dipaksa oleh keadaan untuk mempraktikkannya. Dan terbukti tidak serumit yang diduga. Tentu terjadi kegagapan sejenak, tapi secara bertahap akan familiar dengan sendirinya.

Kamis kemarin penyelenggara program SMA/MA Double Track (DT) Jawa Timur juga melakukannya. Kita tahu, program DT adalah memberi keterampilan tambahan kepada siswa SMA/MA, terutama untuk sekolah di daerah di mana sebagian besar lulusannya tidak meneruskan kuliah.
                       
Meeting daring ini pesertanya 90 kepala sekolah SMA/MA pelaksana DT. Bergabung pula Dra. Ety Prawesti, M.Si, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Jatim beserta jajarannya. Dari unsur  ITS terlihat hadir Dr. Hozairi yang bertindak sebagai moderator dan anggota tim IT  Fajar Baskoro dan Arya Yudhi Wijaya.

Karena ini meeting daring perdana maka suasana canggung terasa pada awalnya. Ya, karena belum terbiasa. Ada beberapa peserta yang terlambat bergabung karena alasan teknisTerjadi sambungan internet putus-nyambung.  Satu atau dua peserta terlihat masih gagap dengan berseru,  gambarku ora muncul” atau peserta lain mengeluh, “swarane kok lirih banget.”

Terdengar saur manuk arus pembicaraan karena banyak peserta ingin berbicara dalam waktu yang bersamaan. Tapi itu hanya berlangsung beberapa sesaat sebelum akhirnya dipandu oleh moderator dengan tertib. Selanjutnya  suasana pertemuan berkembang hidup. Peserta merasa seperti tengah bertemu dalam satu ruangan yang nyata, padahal semua itu hanya virtual. Berbagai usulan dan masukan bermunculan. Curhat mewarnai perbincangan. Joke-joke lucu juga terdengar, “Blangkon Sampeyan apik, aku pesen yA.”

Cukup menarik mencermati gerakan dan ekspresi masing-masing peserta FGD yang muncul secara bersamaan di layar laptop. Ada yang berbusana formal, ada pula yang kasual, ada yang mengenakan masker.

Latar belakang tempat peserta berada, juga menarik untuk dilihat. Ada yang online melalui lab. komputer sekolah, ada yang dari ruang dinas, di ruang tamu rumah. Ada pula yang memilih outdoor sehingga terlihat hamparan sawah menghijau. Bahkan ada yang sudah canggih, menampilkan background virtual dengan gambar animasi indah yang terus berubah-ubah.

Tidak terasa diskusi telah berlangsung sekitar 1,5 jam. Satu hal yang terlihat pasti,  betapa efektif dan efisiennya pertemuan daring itu. Mempertemukan 90 orang kepala sekolah dari segala penjuru Jatim secara fisik ke satu titik di Surabaya tentu butuh waktu, tenaga, dan biaya yang besar.

Melalui vicon seperti ini semua dapat terselenggara dengan lebih mudah. Begitu pertemuan daring ditutup, seketika itu pula peserta sudah berada di domisilinya masing-masing, sehingga dapat melanjutkan kegiatan produktif lainnya.
(adrionomatabaru.blogspot.com)



Previous
Next Post »