Kata "bencana" dan "anugerah" kadang diam-diam
suka bertukar tempat. Lalu kita jadi ragu apakah kehadiran bencana itu patut
ditangisi ataukah justru disyukuri.
Setidaknya itu yang saya rasakan ketika menyaksikan kawasan bekas
bencana muntahan lava dari lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta, Senin siang
tadi.
Kunjungan ini bukan dalam rangka liputan atau mengirim bantuan bagi
korban bencana. Tapi hadir sebagai pelancong bersama keluarga besar sekolah
inovatif SD Maarif Jogosari, Pandaan, Pasuruan.
Ya wisata menonton lanskap bekas musibah, yang anehnya juga
menghadirkan keindahan dan keseruan tersendiri. Apakah diri ini telah imun
dengan derita orang dan gampang kehilangan empati?
Dengan mengendarai jeep sewaan milik MJAK Adventures kami menderu
bercampur debu mendaki dari kawasan Kaliurang, Desa Umbulharjo, naik ke
Tangkis, Cangkringan, hingga Kepuharjo. Sederet wilayah yang meranggas mati itu
dulunya adalah perkampungan penduduk.
Naik hingga sejauh 11 km, sampailah kami ke tempat perlindungan
bungker Kaliadem. Sejenak masuk ke dalam gelapnya bungker segera terbayang
bagaimana rasanya sembunyi di situ di saat Merapi tengah bergemuruh
memuntahkan lahar dan kepungan asap panas wedus gembel.
Tetapi begitu keluar bungker menuju rest area, suasana hati kontan
berubah. Warung kuliner, toko souvenir, berderet-deret mendapat berkah
mendulang rupiah.
Aneka cindera mata dicipta mulai dari kaus bergambar merapi, batu
bakar, hingga sandal jepit cap merapi. Wedang uwuh dan wedang jahe gula aren
yang terhidang begitu menghangatkan badan.
Jasa lava tour adventure pun menjamur. Mas Juli, driver jeep yang
mengangkut kami sekeluarga, bercerita dirinya termasuk orang yang mendapat
pekerjaan baru pascabencana erupsi
.
"Dulu saya sopir truk materialan,
ngangkut pasir. Lalu diminta Paklik pegang Jeep ini. Di tempat kami ada70 armada, " katanya sambil mengatakan,
saat ini pemain bisnis persewaan Jeep sudah mencapai 29 kelompok.
Turun dari lereng Merapi bukan berarti acara selesai. Konvoi Jeep itu kemudian turun ke Kali Kuning mengajak penumpang offroad
berbasah-basah ria. Jeep berputar meliuk bermanuver di sungai dangkal hingga
menghadirkan buncahan air yang mengguyur kepala dan badan.
Lalu semua menjerit dan ketawa-tawa karena terpacu adrenalinenya.
Sempurnalah sudah kegembiraan kami menikmati wisata di bekas tempat
terjadinya bencana yang merenggut banyak nyawa dan harta itu. Sebuah
kebahagiaan yang lumayan absurd, bukan?
(adrionomatabaru.blogspot.com)
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon