DIKADO 317 JAMBAN
Di tengah kota besar Surabaya, ternyata masih ada sebagian
warganya yang belum memiliki salah satu kebutuhan dasar manusia: jamban
keluarga. Fakta ironis ini menjadi keprihatinan bersama, terutama bagi para
dokter alumni FK Universitas Airlangga (FKUA).
Yang menarik, para alumni tersebut tidak hanya tergerak
untuk melakukan penyuluhan tentang pentingnya jamban bagi kesehatan, tetapi langsung
melalui tindakan nyata. Memberikan bantuan pembuatan jamban gratis bagi yang warga
membutuhkan. Kiranya tindakan terasa lebih mengena daripada hanya membina
melalui ceramah.
Mengambil momentum Hari Ulang Tahun ke-105 FKUA, bertepatan juga dengan peringatan hari
Pahlawan, ratusan alumni FKUA dari 31 angkatan, bergerak melaksanakan bakti
sosial di puluhan lokasi yang tersebar di Surabaya. Membuat jamban sehat,
menggelar pengobatan gratis, khitanan massal, hingga menyantuni kaum duafa. Setiap
angkatan melakukan baksos di tempat yang berbeda.
“Kalau ditotal dari seluruh alumni, jumlah jamban
yang dapat disumbangkan kepada warga Surabaya sebanyak 317 buah,” kata dokter
Agus Suharianto, SpA. (K), alumnus FKUA angkatan 1971.
Jamban umumnya dibangun di kampung padat penduduk dengan
lokasi dekat dengan sungai di kawasan Kel. Mulyorejo, Kel. Pandugo, Gebang
Putih dan lainnya. Selama ini mereka masih memanfaatkan sungai untuk membuang
hajat atau membuat jamban yang limbahnya dialirkan ke selokan. Biaya
pembangunan satu jamban berkisar antara Rp. 1,3 juta hingga Rp. 1,75 juta. Bantuan ini diharapkan turut mewujudkan Kota Surabaya
Stop Buang Air Besar Sembarangan (Open
Defecation Free).
“Beribu-ribu
terima kasih kepada bapak dan ibu dokter yang telah memberi sumbangan.
Bertahun-tahun kami kepingin punya
jamban, tapi buktinya sampai sekarang juga ndak
bisa-bisa membuat sendiri,” kata Warsito, salah seorang penerima bantuan. (*)
adrionomatabaru.blogspot.com
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon