TEKO DAN POLITIK


Melihat setumpuk teko di pasar, saya bagai melihat partai politik.

Teko bisa dibuat untuk menjerang air hingga  memanas setelah dikompori.
Lalu airnya dibuat wedang kopi, segar pembangkit inspirasi
Partai bisa dibuat untuk menjerang publik, hingga memanas suhunya.
Lalu di tengah meriangnya keadaan, para aktor bermanuver rebutan kursi.

Teko tampil warna-warni, ayo  dipilih... dipilih...  sesuka hati.
Adakah warna mewakili suasana hati?
Partai tampil warna-warni, ayo dipilih... dipilih.... sesuai nurani.
Adakah warna mewakili aspirasi?

Di sini, teko dijual dalam partai besar maupun partai kecil.
Supaya menarik pembeli, tak lupa diiming-imingi diskon dan doorprize.
Di sini, partai disajikan layaknya minuman dalam teko besar atau kecil.
Supaya menarik minat, tak lupa dilarutkan sesendok janji manis, sejumput
ideologi, isu primordialisme, dan sebutir sentimen agama.

Teko dan partai berdesak berebut simpati di depan lalu lalang orang.
Sebagian orang terpikat, sebagian lagi melirikpun tidak.


adrionomatabaru.blogspot.com
Previous
Next Post »