BESER: ATAS BATUK, BAWAH CRIIT….



ANDA pasti kenal Nunung, pelawak Overa van Java (OVJ). Salah satu “kelucuan” Nunung adalah ketika tertawa terpingkal-pingkal dia langsung ngompol di panggung. Itu terjadi dalam beberapa episode OVJ maupun dalam acara Ini Talkshow (Net). 

Apa yang sebenarnya terjadi? Keadaan di mana seseorang tidak mampu mengendalikan urin itulah salah satu ciri penderita beser atau inkontinensia  urin. Beser juga ditandai dengan frekuensi kencing yang tinggi. Bolak-balik ke toilet. Begitu masuk ke mall langsung bingung mencari WC. Kalau dalam perjalanan jauh yang dipikir cuma satu, mana pom bensin yang ada toiletnya ? (apa perlu membuka google map dulu?).

Sungguh beser punya dampak psikososial yang besar. Penderitanya jadi kerepotan sendiri. Tidak berani bepergian, enggan ikut kegiatan arisan atau pengajian, takut tertawa ngakak, minder karena  khawatir berbau pesing, serta menghabiskan dana tinggi untuk membeli segunung pempers dan obat-obatan. 

Prof. Dr. Soetojo dr., Sp.U (K) pakar Urologi dari FK Universitas Airlangga menjelaskan, beser adalah keluarnya air kencing yang tidak terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki, tanpa memerhatikan frekuensi dan jumlahnya, yang mengakibatkan masalah sosial dan higienis penderitanya

Jadi kata kuncinya adalah keluarnya kencing tidak dapat ditahan. Dalam kasus yang lebih berat (true inkontinensia), kencing keluar menetes pada keadaan kandung kencing penuh, bahkan  menetes terus-menerus. “Kalau pasien ditanya, bagaimana kencingnya, Bu? Alhamdulilah, lancar dok…! lancar terus-menerus,” kata dekan FKUA itu berseloroh.

Dalam seminar awam Saatnya Bebas dari Beser  di  Aula FKUA, Minggu (21/2),  Prof. Soetojo menjelaskan ada beberapa klasifikasi beser. Pertama, inkontinensia urin stres yaitu beser karena ada tekanan di rongga perut. Contohnya kalau mulut  batuk maka yang bawah langsung terkencing. Uhuk-uhuk,…crit..criit! Mengangkat beban berat, bersin, orgasme, atau olahraga juga demikian. Termasuk yang dialami Nunung tadi, begitu ada kontraksi otot perut karena tertawa, air seni banjir di karpet. Agaknya, bagi penderita beser tertawa  keras adalah bencana. 

“Beser  jenis urin stres  disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul. Biasanya terjadi pada lansia (lanjut usia). Lebih sering terjadi pada wanita daripada pria,” katanya. Wanita lebih sering beser karena saluran kemihnya pendek (sekitar 4 cm) sedang pada laki-laki lebih panjang (sekitar 15 cm).

Kedua, inkontinensia urin urgensi yang ditandai dengan keluarnya urin secara tak terkendali karena ada  sensasi ingin berkemih. Beser jenis ini umumnya berkaitan dengan kontraksi otot kandung kemih yang tidak sinkron/berlebihan.  Juga sering terjadi pada lansia.

Ketiga, inkontinensia urin overflow. Tidak terkendalinya pengeluaran urin disebabkan oleh sumbatan saluran kencing bagian bawah baik oleh prostat, penyempitan saluran kemih, batu dan lain-lain.  Gejala umumnya mengeluh keluarnya sedikit kencing, menetes dengan sensasi ingin kencing teramat sangat dan kondisi kandung kemih sudah penuh. 

Keempat , ini yang parah, true inkontinensia yang ditandai urin terus-menerus keluar tanpa jeda. Beser jenis ini dikarenakan adanya kelainan anatomis (bawaan sejak lahir ataupun kelainan pascaoperasi atau pascamelahirkan). Untuk kasus seperti ini kadang perlu operasi pembedahan.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab beser. Yang utama karena proses penuaan sehingga otot-otot saluran kemih jadi lemah. Penyebab lainnya adalah infeksi saluran kemih, sumbatan saluran kemih , susah BAB, kehamilan, gangguan jantung, obesitas, mengonsumsi obat-obat tertentu (obat flu, diuretik), dan kelainan anatomis seperti fistula vesikovagina (terdapat hubungan antara saluran peranakan dan saluran kemih).

Menurut Dr Rwahita Satyawati, Sp KFR, dari Divisi Geriatri,  Dept. Kedokteran Fisik & Rehabilitasi RSUD dr Soetomo – FK Unair, orang normal dalam sehari rata-rata kencing sekitar 4 hingga 6 kali pada siang hari. Malam hari umumnya kencing satu kali saja. Jika lebih dari itu masuk dalam kategori beser.

Bila mengalami beser apa yang harus dilakukan? Segera periksa kedokter agar diketahui penyebab dan jenis besernya. Sebab setiap jenis beser memerlukan penanganan berbeda. Mulai dari penggunaan  pampers (sementara),  pemberian obat secara terkontrol, hingga tindakan operatif. 

Senam Beser

Agar tidak sampai masuk ke ruang bedah, maka penderita seyogyanya melakukan tindakan-tindakan preventif. Seperti mengubah gaya hidup dengan tidak minum terlalu banyak menjelang tidur. Hindari makan/minum yang bersifat iritatif (mendorong untuk sering berkemih) seperti teh, kopi, bir, dan hindari konsumsi obat sembarangan.  Selain itu ada satu terapi yang layak dicoba yaitu rutin melakukan senam beser yang berguna untuk menguatkan otot dasar panggul. 

SMF/Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Soetomo  telah mengeluarkan satu seri senam beser yang dapat diikuti semua usia. Pada Sabtu, 20 Februari lalu, sempat disosialisasikan di halaman FK UA dan diikui oleh ratusan lansia yang berasal dari perwakilan kelompok-kelompok lansia di wilayah kota Surabaya.

Sebagian besar gerakan dalam senam berdurasi 15 menit ini melatih otot dasar panggul. Misalnya badan berdiri dengan tangan berkacak pinggang. Lutut ditekuk sedikit. Saat mengeluarkan nafas kerutkan dubur sampai terasa tertarik ke atas (seperti orang menahan berak) sambil menekan pantat ke belakang (menungging). Posisi ini dipertahankan selama 6 detik atau sekitar 10 hitungan, lalu kembali rileks. Satu jenis gerakan seperti ini dilakukan sebanyak delapan kali. 

Senam beser dapat dilakukan dengan posisi tidur telentang dengan lutut ditekuk ke atas. Senam ini menggunakan pernafasan perut/diafragma, nafas dihirup melalui hidung dengan perut dibesarkan, lalu udara dikeluarkan melalui cela mulut (mecucu) dengan perut dikempiskan.

“Kami akan terus melakukan sosialisasi senam beser. Mengadakan pelatihan dan senam bersama,” kata Dr Rwahita sambil menawarkan, bagi yang berminat memiliki keping CD senam beser bisa menghubungi Instalasi Rehab Medik RSUD dr. Soetomo.

Dia menyarankan, senam beser sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu secara berkelompok dan tiga kali sehari secara individu. Dalam tempo enam minggu akan terasa hasilnya. Karena proses penuaan kita berjalan erus, maka sebaiknya senam beser dijalankan selamanya. 
 
Menurutnya, menggerakkan otot dasar panggul secara benar tidaklah mudah karena tidak dapat dilihat kasat mata dari dari luar. Namun sekarang sudah ada  alat yang dapat mendeteksinya yaitu dengan biofeedback.  Oleh karena itu peserta senam beser perlu mendapat bimbingan ahli agar dapat melakukan gerakan otot secara benar dan mendapat hasil maksimal. 

Prof. DR. Dr. Doddy M. Soebadi, Sp.B,SpUI (K), pakar bedah urologi, menambahkan bahwa senam beser tidak saja dapat menyembuhkan penyakit beser. Tetapi senam ini juga dapat menguatkan organ vital, sehingga dapat berdampak meningkatkan kualitas dan keharmonisan hubungan suami isteri. Anda tidak percaya? Silakan dicoba.

Catatan terakhir, beser tidak hanya menyerang kaum lansia. Pada anak-anak pun bisa terjadi. Seperti masih ditemui ada anak usia lima tahun masih ngompol. Bahkan ada kasus siswa SMP yang harus mengenakan pempers karena tidak dapat menahan kencing.  Ibu-ibu yang hamil juga cenderung terkena beser. Ini karena terjadi tekanan oleh janin ke kandung kemih. Sehingga kandung kemih tidak mampu menampung banyak urin. (adriono)

Sumber ilustrasi: www.jalanmendaki.com
Previous
Next Post »