Meski banyak orang terampil menulis, tidak banyak
orang yang aktif melakukannya. Apalagi jika dia sudah memiliki aktivitas yang
menyita waktu. Maka jika ada seorang pejabat,
yang tentu supersibuk, masih sanggup menulis secara rutin, tentu itu termasuk sosok
jempolan. Bupati Magetan Jatim, Dr. Drs.
H. Suprawoto, SH, M.Si, rupanya tergolong dalam kategori itu.
Di sepanjangn kariernya, mantan Sekjen Kementerian
Kominfo RI ini telah berhasil menulis sejumlah buku ilmiah, paper, artikel,
hingga otobiografi. “Sampai sekarang saya masih rutin menulis di harian Radar Madiun (Jawa Pos), seminggu sekali,” katanya saat menerima kunjungan
pengurus DPP INKINDO Jatim, di pendopo, Senin siang.
Istimewanya, Bupati ini tidak hanya menulis dalam
bahasa Indonesia, tetapi juga dalam bahasa daerah. “Saya juga masih diminta nulis olehmajalah Panjebar Semangat. Pakai bahasa Jawa,”
ujarnya.
Di majalah berbahasa Jawa terbitan Surabaya itu,
Prawoto mengisi sejak masih dinas di Jakarta, makanya rubrik yang dijaga diberi
nama “Email Saka Jakarta.” Karena sekarang sudah tidak di Jakarta dan
tema tulisannya beraneka rupa, maka rubriknya disesuaikan menjadi “Kembang Setaman.”
“Saya sudah punya otobiografi, lho. Pakai bahasa
Jawa lagi. Tebalnya 400 halaman lebih,” katanya dengan nada bangga.
Berkait dengan itu, rekan kerjanya saat di Kementerian,
kebetulan orang Sunda, sempat bertanya: mengapa harus pakai bahasa daerah?
Dijawab Prawoto dengan diplomatis: “Saya lahir sebagai orang Jawa itu bukan
kemauan saya sendiri. Tuhan pasti punya
maksud, mengapa saya dijadikan suku Jawa. Ya, supaya mau menulis dengan bahasa Jawa.”
Dia pun kemudian menegur balik rekan Dirjen itu. “Jika
bahasa Sunda sampai punah, Sampeyan ikut bertanggung jawab, ikut berdosa.”
Agaknya pentingnya menulis dan mempublikasikannya telah
lama dihayati. Maklum Prawoto telah berpuluh tahun bekerja di bidang informasi
dan komunikasi. Sebelum ditarik ke Jakarta, dia menggawangi Dinas Kominfo
Provinsi Jatim. Makanya, putra Magetan ini merasa wajib menulis di media massa untuk
menyampaikan gagasan, informasi, dan motivasi kepada masyarakat. Meskipun untuk
aktivitas yang cukup memeras pikiran itu, dia mengaku tidak diberi honor alias
gratisan.
Ah, andai saja banyak pejabat yang rajin menulis
seperti itu. Pasti keren, bro.
(adrionomatabaru.blogspot.com)
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon