GELEMBUNG MAINAN



Apa arti mainan, bagi anak seorang pedagang mainan?

Minggu pagi, seorang pedagang mainan sedang merayu anak-anak kecil dengan menerbangkan gelembung-gelembung sabun di udara. Ya, dia berjualan cairan penghasil bola-bola di udara itu, lengkap dengan stiknya, di parkir timur GOR Sidoarjo.
  
Tidak seperti biasanya, kali ini dia membawa “tim lengkap.” Dua balita dan istrinya diajak turut serta. Mungkin maksudnya sambil menyelam minum air. Sambil bekerja sekalian mengajak keluarga menikmati indahnya minggu pagi.

Ketika datang serombongan anak bersepatu roda, berseliweran ke sana ke mari meraih gelembung sabun, dua anak pedagang itu terkesima melihat sepatu di kaki mereka. Sepatu beroda dan mengeluarkan kerlap-kerlip cahaya kala dibuat  bergerak. Wow keren.

Bagi dua balita itu gelembung sabun sama sekali bukan mainan bocah. Sepatu rodalah mainan yang sesungguhnya. Sementara bagi kedua orang tuanya, beda lagi, gelembung sabun adalah sandang pangan. Sesuatu yang serius, tumpuan ekonomi. Jadi, aktivitasnya pagi itu sama sekali bukan sedang main-main.

Begitulah, betapa sering kita ketemu dengan kondisi bedatafsir seperti itu. Sebuah kata netral bisa berbeda makna tergantung sudut pandang dan kepentingan orang  yang melihatnya.  Banyak contoh bisa diambil, dalam dunia politik misalnya.

Bagi kebanyakan masyarakat, memilih pemimpin maupun wakil rakyat adalah sesuatu yang penting. Buktinya, mereka mau berbondong  ke TPS, lalu mencoblos gambar seraya menggantungkan nasibnya kepada pemimpin maupun wakilnya di atas sana. Bahkan boleh jadi ada yang sholat istikharah dulu, sebagaimana yang disarankan Mama Dedeh di telepisi.

Bila pemilih merasa arti “coblosan” seperti itu, belum tentu orang yang dipilih, bermakna sama, bahwa suara pemilih adalah amanah dan tanggung jawab yang wajib ditunaikan. Sangat mungkin mereka menyikapi semua itu cuma perebutan kekuasaan semata. Ini “permainan” politik praktis yang memuaskan syawat berkuasanya.

Orang-orang kaya bergembira menanam uang dalam investasi abu-abu berspekulasi tinggi. Tatkala kejeglong investasi bodong, mereka santai saja, sebab semua itu permainan uang belaka, money game biasa. Tentu beda bagi pemula yang bermodal cekak dan berpengetahuan pas-pasan. Calon inventor gurem itu tersungkur gegara ikut-ikutan latah beternak uang panas.

Bila suatu saat ada wanita berkata, “silakan main-main ke rumah,” itu bisa ditafsiri ajakan dolan biasa atau bisa juga isyarat membuka pintu hati. Semoga saja yang datang  bukan Don Yuan, sosok yang gemar mainin perempuan.

Ayo kita kembali ke GOR Sidoarjo. Kelihatannya sang pedagang gelembung sabun kali ini tidak bisa khusuk bekerja. Dua balitanya rewel tergoda rental mobil-mobilan. Sang ibu berusaha membujuk si sulung dengan mengajak nonton ibu-ibu yang sedang bersenam (tapi mana ada bocah suka lihat senam, meski pesenamnya mengenakan stoking ketat?). Sedang si ragil terus membetot-betot lengan ayahnya. Bersikukuh minta dinaikkan mobil big food.

Merasa tak mampu mengalihkan perhatian anaknya, akhirnya dengan lesu pria itu mengemasi  barang dagangannya. Kemudian keluarga kecil itu bergegas menuju sederet benda-benda yang di mata dua buah hatinya benar-benar merupakan mainan.
  
Hari itu, seorang penjual mainan tengah kalah dengan mainan. (adrionomatabaru.blogspot.com) ilustrasi: kfk.kompas.com


Previous
Next Post »