Pagi tadi saya berjalan melewati sebuah sekolah dasar.
Halamannya penuh aneka bunga ada taman kecil berkincir dengan ornamen gaya
romawi-romawian. Indah memang. Tapi menurutku keindahannya terasa berselera orang
dewasa.
Padahal sekolah adalah lembaga edukasi. Jadi, mengapa taman sekolah
tidak dibuat untuk kepentingan pembelajaran? Taman sekolah seharusnya tidak hanya indah, tetapi, justru yang utama, adalah fungsional. Untuk media
pembelajaran.
Maka yang saya bayangkan adalah sebuah sekolah SD dengan
taman yang memiliki aneka tumbuhan yang sesuai dengan topik yang sedang
dipelajari siswanya. Maka seyogyanya di sana ada koleksi bunga sepatu. Sebab tumbuhan
ini dapat dijadikan contoh konkret kepada siswa tentang bunga sempurna yang memiliki
benangsari dan putik. Daunnya bisa untuk menyemir sepatu, mungkin karena itu
disebut kembang sepatu.
Juga perlu ada cocor bebek, jenis tanaman yang berkembang
biak dengan tunas daun. Ada pohon jambu untuk memberi contoh tulang daun
menyirip. Anggrek menempel di pohon sebagai saksi adanya simbiosis komensalisme.Hadirkan
pohon pisang mini untuk menunjukkan adanya batang semu. Tanami kunyit, lidah
buaya, kantong semar, umbi-umbian, dan lain-lain. Bila perlu ada bunga desember
yang hanya mekar di setiap bulan ke-12.
Kalau mau menghadirkan kincir air sebaiknya jangan yang
bertenaga listrik. Bikin kincir bambu manual yang digerakkan oleh kucuran air deras,
sehingga dapat mempertontonkan tekonologi sederhana kepada siswa.
Taman sekolah yang indah memang tidak salah. Tetapi akan
lebih sempurna jika indah dan fungsional. Bagaimana, Cik Gu?
(Adriono)
sumber foto:
pernikdunia.com
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon